Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Mitra Adiperkasa (MAP) mengalami periode yang berat di tahun 2020 ini. Tiga perusahaan Grup MAP yang tercatat di bursa kompak merugi sepanjang Januari hingga September 2020.
Tiga perusahaan tersebut adalah PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan induknya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Ketiga emiten itu kompak mengalami kerugian hingga kuartal ketiga 2020. MAPB menanggung rugi bersih Rp 148,48 miliar. MAPA mencatatkan rugi hingga Rp 110,67 miliar.
Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, keduanya masih membukukan keuntungan. Tahun lalu MAPB mencatatkan laba Rp 105,09 miliar dan MAPA membukukan keuntungan Rp 537,66 miliar.
Tidak mengherankan jika bottom line induk kedua perusahaan itu juga melorot. Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, MAPI menanggung rugi Rp 605,33 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu MAPI masih mengantongi laba Rp 642,84 miliar.
Baca Juga: Penjualan tertekan 34,48%, MAP Boga Adiperkasa (MAPB) menanggung rugi
Terkikisnya bottom line tidak terlepas dari penjualan yang menipis. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan kemarin, ketiga emiten itu mencatat penurunan pendapatan hingga dua digit. MAPB dan MAPA tertekan masing-masing 34,48% secara year on year (yoy) dan 40,26% yoy, menjadi Rp 1,46 triliun dan Rp 3,21 triliun.
Tidak jauh berbeda, pendapatan MAPI juga mengalami tekanan hingga 34,01% yoy menjadi Rp 10,17 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya MAPI membukukan pendapatan Rp 15,41 triliun.
Kendati kinerjanya tertekan sepanjang Januari hingga September 2020, manajemen MAPI mengungkapkan kinerja kuartal ketiga 2020 cenderung membaik. Penjualan bersih di kuartal ketiga saja meningkat 62,1% secara kuartalan alias quarter on quarter (qoq) menjadi Rp 3,4 triliun.
"Pemulihan penjualan terlihat di semua sektor usaha, sementara penjualan digital terus meningkat secara signifikan, didukung oleh MAPEMALL, Zara, PlanetSports, dan Digimap," ungkap VP Investor Relations & Corporate Communications PT Mitra Adiperkasa Tbk Ratih D. Gianda dalam rilis kinerja, Rabu (25/11).
Akan tetapi, pertumbuhan dari sisi penjaulan itu masih belum bisa menyelamatkan bottom line. Tercatat, MAPI masih menganggung rugi bersih Rp 216,7 miliar di kuartal ketiga tahun 2020. Kerugian ini memang menipis dibanding kuartal kedua 2020 yang tercatat Rp 483,1 miliar.
Baca Juga: Kinerja MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) tertolong penjualan e-commerce di kuartal III
Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengamati, pemulihan kinerja MAPI di kuartal ketiga 2020 terdorong relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kegiatan promosi. Ke depan, Putu memproyeksikan kinerja MAPI masih melanjutkan pemulihan.
"Terlebih ditopang oleh moment festive season yaitu Natal dan tahun baru dan juga nilai tukar rupiah yang stabil," ungkap Putu kepada Kontan.co.id, Jumat (27/11). Selain itu secara historis, di kuartal keempat MAPI mencatatkan kontribusi pendapatan yang paling besar dibanding kuartal lain.
Terkait penjualan MAP yang tertolong saluran online, Putu melihat langkah tersebut merupakan strategi yang juga dilakukan beberapa retailer. Akan tetapi menurut dia, hal itu tidak akan berdampak signifikan. Penjualan melalui saluran online diproyeksikan akan lebih mini dibanding penjualan melalui gerai offline.
"Kalau kita bandingkan dengan negara-negara besar seperti China atau Amerika, penjualan online masih sekitar 40%. Untuk itu, kita bisa mengambil asumsi bahwa untuk retail masih sangat bergantung dengan penjualan offline," imbuh Putu.
Asal tahu saja, sepanjang sembilan bulan pertama 2020 penjualan eCommerce MAPI meningkat drastis 394% yoy. Kenaikan penjualan hingga tiga digit ini baik melalui MAPEMALL, beberapa platform monobrand, market place, maupun layanan pemesanan Chat and Buy. MAPI pun melakukan investasi jangka panjang dalam bisnis Digital termasuk MAP Club dan strategi 2021 Unified Retail MAP.
Baca Juga: Pendapatan turun 34%, Mitra Adiperkasa (MAPI) cetak rugi bersih hingga kuartal III
Untuk saham MAPI, Putu merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 870. Saran ini mempertimbangkan MAPI yang memiliki merek kuat, serta segmentasi pasar kelas menegah yang lebih mampu bertahan. Ekspektasi dia, segmen ini memiliki porsi disposable income yang jauh lebih besar.
Sementara secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati, ketiga saham Grup MAP masih berpotensi menguat ke depan. Hingga akhir tahun, MAPB berpeluang menguji level Rp 1.780, MAPA menguji level Rp 3.200, dan MAPI menguji level Rp 1.020 hingga Rp 1.100. Apabila terjadi koreksi, diperkirakan dalam jangka pendek saja. Dia pun merekomendasikan trading buy.
"Secara pergerakan mingguan, MAPB masih cukup menarik untuk diperhatikan terlebih bila mampu tembus resistance di Rp 1.660. Menarik karena nampaknya sedang berada di awal-awal uptrend secara mingguan," kata Herditya, Jumat (27/11).
Sekadar informasi, RTI Business mencatat ketiga saham itu masih memerah secara year to date (ytd). Harga saham MAPI tertekan 18,01% ytd, MAPA turun 48,11%ytd, dan MAPB terkikis 18,93% ytd. Akan tetapi, sejak enam bulan terakhir harga saham MAPI dan MAPA cenderung menguat hingga 23,57% dan 20,09%. Sementara MAPB menguat 9,60% sejak sebulan lalu.
Baca Juga: Penjualan Mitra Adiperkasa (MAPI) mulai pulih di kuartal ketiga 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News