Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi periode yang berat bagi emiten ritel PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. Akan tetapi, di kuartal III 2020 emiten dengan kode MAPA itu mulai mengalami pemulihan.
Mengutip keterangan resminya, Rabu (25/11), MAPA membukukan pendapatan bersih Rp 1,1 triliun di kuartal III 2020. Realisasi itu meningkat 67,1% secara kuartalan atau quartal on quartal (qoq) dari Rp 653,5 miliar di kuarta II 2020.
Akan tetapi, peningkatan ini belum mampu menyelamatkan bottom line MAPA dari kerugian. Di kuartal III 2020, rugi usaha MAPA mencapai Rp 9 miliar. Kerugian ini menipis dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai Rp 194,5 miliar.
Sementara itu EBITDA MAPA meningkat menjadi Rp 144,7 miliar dari sebelumnya negatif Rp 40,1 miliar. Adapun rugi bersihnya tercatat Rp 38,3 miliar. Kerugian ini lebih mini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai mencapai Rp 147,4 miliar.
Baca Juga: Ini kata analis terhadap saham-saham yang banyak dikoleksi asing saat IHSG turun
"Peningkatan penjualan eCommerce di 9M20 mendekati 13% dari total penjualan meskipun tidak cukup untuk menggantikan menurunnya penjualan dari gerai fisik ," jelas VP Investor Relations & Corporate Communications, Ratih D Gianda dalam keterangan resminya, Rabu (25/11).
Asal tahu saja gerai fisik tertekan seiring dengan peraturan pemerintah di masa Covid-19 dan pembukaan mal. Adapun PSBB ke dua di bulan September mempengaruhi lebih dari 500 gerai di Indonesia dan di Filipina.
Oleh karenanya, margin laba kotor menurun 7,5% pada kuartal III. Tercatat, margin laba kotor MAPA hingga 850 bps menjadi 38,9% dari sebelumnya 30,4%. Penurunan ini terjadi setelah melaksanakan strategi untuk mendorong produk-produk yang belum terjual akibat penutupan gerai pada kuartal II dan kuartal III.
"Kami cukup nyaman dengan tingkat inventory yang memadai saat ini memasuki musim liburan di kuartal IV, dengan ketersediaan produk baru untuk mendorong penjualan di seluruh kanal distribusi," jelas Ratih lagi.
Baca Juga: Saham-saham ini banyak diburu asing di tengah penurunan IHSG, simak penjelasan analis
Di sisi lain, adanya biaya yang berkaitan dengan investasi dan akuisisi bisnis sertasejumlah merek baru di Thailand dan Filipina, mengakibatkan penurunan sementara pada laba di kuartal III. Perusahaan optimis biaya jangka pendek ini akan terbayarkan seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi regional di tahun 2021.
Adapun MAPA tetap berkomitmen pada strategi jangka panjang yakni Branded Commerce di kawasan Asia Tenggara dengan pemilik merek. Prinsip strategi ini adalah memaksimalkan berbagai kanal distribusi ritel melalui gerai monobrand baik secara online dan offline. Selain itu, memaksimalkan peluang ritel lainnya yang signifikan, baik athletic specialty, butik sneaker, atau market place.