Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Normalisasi konsumsi data dan ketatnya persaingan di industri telekomunikasi menjadi faktor penekan kinerja keuangan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) pada kuartal I-2025.
Emiten pelat merah ini kini fokus memulihkan rata-rata pendapatan per pengguna atau average revenue per user (ARPU).
TLKM mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 2% year-on-year (YoY) menjadi Rp 36,3 triliun pada kuartal pertama 2025.
Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Sepanjang Pekan Lalu, Ada ASII dan TLKM
Penyebabnya antara lain penghentian produk promosi lama serta pembersihan stok kartu perdana usang.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Edo Ardiansyah, menilai penurunan ini sudah diperkirakan. Pasalnya, kuartal II-2025 memang ditetapkan sebagai masa transisi strategi produk dan harga.
“Terlepas dari pelemahan pendapatan, TLKM tetap fokus pada efisiensi operasional dan pemulihan jangka panjang,” ujar Edo dalam riset 19 Juni 2025.
Efisiensi dan Penyesuaian Produk
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus, mencermati tantangan makro seperti lemahnya daya beli konsumen dan meningkatnya sensitivitas harga.
Kendati begitu, margin EBITDA TLKM masih solid di 50,17%, meskipun secara nominal turun 6,1% YoY.
Arief menambahkan, aktivitas pengguna selama Lebaran lebih rendah dari biasanya. Namun, distribusi kartu SIM mulai pulih.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Group dan Medco Power Hadirkan Renewable Energy untuk Data Center
TLKM dan pesaingnya pun melakukan penyesuaian harga secara bertahap, bukan menaikkan tarif secara menyeluruh.
Langkah efisiensi juga terlihat dari program pensiun dini yang dijalankan sejak 2024, diperkirakan mampu menghemat biaya hingga Rp 350 miliar per tahun. Hal ini turut menjaga margin EBITDA di kisaran 50%.
Telkomsel, anak usaha TLKM, menyederhanakan lini produk by.U dari 23 varian menjadi satu paket 3 GB. Promo seperti InternetMax dan Hot Promo Bulanan juga dihentikan.
“Penghapusan promo ini menjadi langkah awal pemulihan ARPU, meskipun berlangsung secara bertahap,” ujar Gani, Senior Equity Analyst OCBC Sekuritas.
IndiHome dan Monetisasi Infrastruktur
Di segmen fixed broadband, IndiHome menambah 230.000 pelanggan baru dan memperluas infrastruktur. Jumlah BTS naik 8,1% YoY menjadi 278.000 unit, termasuk ekspansi BTS 5G.
Perseroan menargetkan 750.000 pelanggan baru IndiHome pada 2025, lebih rendah dari target awal satu juta. Penurunan ini disertai dengan proyeksi penurunan ARPU sekitar 5%.
Baca Juga: Telkom Perkenalkan StuntingHub, Platform Solusi Pantau Cegah Stunting
“Langkah ini tetap positif bagi profitabilitas dan monetisasi data,” kata Arief.
Strategi mengurangi churn rate atau pelanggan tidak aktif juga berdampak pada penurunan jumlah pelanggan 0,9% YoY.
Namun, kualitas basis pelanggan meningkat, tercermin dari kenaikan pelanggan pascabayar sebesar 6,2% YoY.
Gani menyoroti bahwa meski pascabayar tumbuh, jumlahnya masih jauh lebih kecil dibanding prabayar.
“Ini menjadi tantangan ke depan,” imbuhnya.
Dividen Tinggi dan Buyback Saham
Meski menghadapi tekanan, TLKM tetap menjaga pengelolaan modal secara disiplin.
Emiten ini menyetujui pembagian dividen sebesar 89% dari laba 2024 dan menargetkan rasio dividen sebesar 90% untuk 2025–2026.
“TLKM juga menjalankan program buyback saham hingga Rp 3 triliun, yang mendukung pengembalian nilai kepada pemegang saham,” kata Arief.
Baca Juga: Potensi Yield 7,5% dari Dividen Telkom, Pantau Cum Date Saham TLKM
Rekomendasi Saham
Ke depan, investor disarankan mencermati tekanan ARPU, daya beli konsumen, dan ketergantungan TLKM pada layanan data.
Namun, baik Arief maupun Gani menilai prospek semester kedua tetap positif dengan fundamental yang kuat dan imbal hasil dividen yang menarik.
Mereka merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 3.300 per saham.
Sementara Edo dari Phillip Sekuritas memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp 3.550 per saham.
Selanjutnya: Ada WSKT SRIL PPRO, 55 Saham Ini Berpotensi Dikeluarkan Dari BEI, Investor Harus Apa?
Menarik Dibaca: Cara Melacak Lokasi Pemilik Nomor HP Lewat Aplikasi Whatsapp, Gampang Banget!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News