kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga analis ini kompak rekomendasikan beli saham TPIA, apa alasannya?


Jumat, 24 Januari 2020 / 07:00 WIB
Tiga analis ini kompak rekomendasikan beli saham TPIA, apa alasannya?


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, produsen produk petrokimia terbesar di Indonesia gagal membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal ketiga tahun lalu.

Mengutip laporan keuangan perusahaan dengan kode saham TPIA hanya membukukan pendapatan sebesar US$ 1,38 miliar turun 29,28% secara yoy. Di sisi lain laba bersih perusahaan anjlok 81,11% yoy menjadi US$ 32,05 juta.

Baca Juga: Bangun Pabrik Anyar, Chandra Asri (TPIA) Bebas Pajak 100% Selama 20 Tahun

Meski begitu, analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, emiten petrokimia ini berpotensi membukukan peningkatan kinerja tahun ini.

Menurutnya, faktor utama yang akan mendorong kinerja perusahaan adalah kebijakan pemerintah yang memberikan kebebasan pajak berupa tax holiday untuk perusahaan.

“Pembebasan pajak akan berdampak pada pos laba perusahaan sehingga tercipta peningkatan rasio margin profit perusahaan,” jelasnya pada Kontan.co.id Kamis (23/1).

Sebelumnya, pemerintah menetapkan TPIA untuk terbebas dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) sebesar 100% untuk 20 tahun pertama setelah pabrik beroperasi secara komersial dan 50% untuk dua tahun setelahnya.

Baca Juga: Ini beberapa perusahaan kimia yang telah menikmati fasilitas tax holiday

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menambahkan, selain karena tax holiday, peningkatan harga jual produk petrokimia di tingkat konsumen akan mendongkrak kinerja perusahaan. “Saat ini TPIA baru dapat memenuhi 40% permintaan domestik,” jelasnya.

Menurutnya peningkatan harga jual adalah akibat dari kondisi perekonomian global yang berangsur kondusif. Seperti yang santer diberitakan, Amerika Serikat (AS) dan China telah menandatangani kesepakatan dagang fase pertama pada 15 Januari lalu.




TERBARU

[X]
×