Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini tercatat sangat volatile. Namun, kinerjanya membaik usai pengumuman dari The Fed yang menahan suku bunga di level 5,45%-5,50%. Melansir RTI, Minggu (5/11), IHSG pada pekan lalu berhasil menguat 0,44%.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, peluang IHSG untuk naik di akhir tahun akan lebih besar pada indeks saat ini jika The Fed menahan bunga acuannya.
Sentimen penggerak adalah laporan keuangan kuartal III 2023, masuknya dana asing, dan menguatnya rupiah.
“Ada juga sentimen dari hasil keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK),” ujarnya kepada Kontan, Minggu (5/11).
Baca Juga: Menilik Arah Pergerakan Bursa hingga Akhir Tahun, Saham Sektor Apa yang Menarik?
Melansir RTI, Jumat (5/11), aliran dana asing yang masuk di pasar reguler sebesar Rp 452,05 miliar.
Menurut Budi, aliran dana asing masih akan masuk hingga akhir tahun, tetapi masih banyak investor yang wait and see hingga Pilpres 2024.
“Santa Claus Rally di akhir tahun nanti akan berdampak signifikan ke pergerakan IHSG. Namun, masih ada banyak yang menilai pilpres kurang fair, sehingga tidak akan sebesar tahun lalu,” paparnya.
Budi memproyeksikan, IHSG akan bisa menembus level 7.000 di akhir tahun 2023, dengan rentang 6.950-7.050.
Baca Juga: Tensi Geopolitik Panas, Intip Rekomendasi Saham Sejumlah Emiten Komoditas Berikut Ini
Untuk rekomendasi, Budi melihat sektor consumer goods, bank, dan infrastruktur. Ketiga sektor itu bisa berkinerja baik karena ada jaminan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan lancar dan aman.
“Untuk saham-saham pilihannya adalah TSPC, ELSA, BBNI, BBCA, INDF, ICBP, GGRM, dan LTLS,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News