Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Isu kenaikan suku bunga The Fed alias Fed fund rate kembali mencuat. Komentar sejumlah pejabat The Fed hingga data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terlihat positif menggiring spekulasi kenaikan suku bunga AS akan semakin cepat.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pelaku pasar sebenarnya sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga baik di bulan November maupun Desember. Tetapi potensi kenaikan suku bunga lebih besar bulan Desember. "Kenaikan bulan Desember pun akan tergantung dari data ekonomi AS. Hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kenaikan suku bunga The Fed," paparnya.
Dugaan Rully, kenaikan suku bunga The Fed akan berkisar antara 15 hingga 25 basis poin dari posisi saat ini di level 0,5%. Dengan level kenaikan tersebut, dampak pada nilai tukar rupiah tidak akan terlalu besar.
Rully memprediksi, rupiah masih akan bertahan di kisaran Rp 13.000 - Rp 13.100 per dollar AS. Pergerakan rupiah didukung oleh berbagai data positif dari dalam negeri termasuk angka inflasi yang terus terkendali dan kondisi politik yang cukup stabil.
Di samping itu, ada harapan perbaikan ekonomi setelah pelonggaran moneter BI. "Meski dampak pelonggaran moneter kemungkinan baru akan terasa setahun ke depan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News