Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Surplus neraca perdagangan bulan September akhirnya membawa efek positif pada rupiah. Setelah tertekan di awal pekan, mata uang Garuda akhirnya unggul di hadapan dollar AS.
Di pasar spot, Selasa (18/10), nilai tukar rupiah menguat 0,34%dibanding hari sebelumnya ke level Rp 13.025 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, kurs upiah menguat tipis 0,07% di posisi Rp 13.044 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang Bank Mandiri mengatakan, angka neraca perdagangan bulan September yang mencatat surplus US$ 1,21 miliar masih mendukung laju rupiah dari sisi internal. Meski demikian, angka neraca perdagangan belum mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih baik.
"Baik ekspor maupun impor terlihat turun. Oleh karena itu, penguatan rupiah juga terbatas dan berada di atas Rp 13.000," ujarnya.
Di sisi lain, banyak peristiwa global yang akan membawa pengaruh pada rupiah. Salah satunya, isu Brexit alias keluarnya Inggris dan Uni Eropa yang menyebabkan mata uang poundsterling dan euro melemah, sehingga mengangkat dopllar AS. Tetapi kondisi politik di Amerika Serikat (AS) juga belum stabil dan membawa efek negatif ke dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News