kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TFCO menambah kapasitas produksi fiber dan filamen


Jumat, 14 Oktober 2011 / 08:59 WIB
TFCO menambah kapasitas produksi fiber dan filamen
ILUSTRASI. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan, ekonomi Indonesia akan kembali ke zona positif pada kuartal I 2021.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |

JAKARTA. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) meningkatkan kapasitas produksi dua produknya. Penambahan kapasitas hingga 10% lebih tinggi dari hasil tahun lalu itu, bertujuan meningkatkan kinerja keuangan.

Sugito Budiono, Direktur TFCO, menuturkan pihaknya menambah kapasitas produksi untuk produk serat pendek (staple fiber) dan filamen. Sebelumnya, perseroan ini baru memproduksi serat pendek 120.000 ton per tahun.

Sekarang, kapasitasnya naik menjadi sekitar 130.000 ton per tahun. "Selama ini, utilisasi fiber memang baru 80%, jadi kami bisa tambah lagi," kata Sugito kepada KONTAN, Kamis (13/10).

Sementara itu kapasitas produksi filamen meningkat dari 3.500 ton per bulan menjadi sekitar 3.600 ton per bulan. Untuk menambah kapasitas tadi, TFCO membeli dua unit mesin. Harga mesin itu US$ 1 juta per unit.

Perusahaan ini juga melakukan perbaikan dan pembaruan atas mesin-mesin yang sudah tua. Imbasnya, aktivitas produksi TFCO lebih tinggi sekaligus lebih efektif.

Dana untuk ekspansi tersebut diambil dari belanja modal. Tahun ini TFCO menyediakan capital expenditure (capex) sebesar US$ 16,4 juta. Sekitar 80% dana capex tersebut digunakan membiayai peningkatan kapasitas produksi staple fiber dan filamen. Sayangnya, Sugito enggan membeberkan realisasi capex sejauh ini.

Sugito berharap penambahan kapasitas tersebut bakal mengerek kinerja keuangan TFCO di 2011. Awalnya, perseroan ini menargetkan kenaikan pendapatan di 2011 sebesar 0,6% menjadi US$ 300 juta. Laba bersih 2011 juga tadinya hanya ditargetkan naik 1,8% menjadi US$ 11 juta.

Tapi di semester satu lalu perseroan ini berhasil mencetak pendapatan US$ 204,8 juta, naik sekitar 34% dibandingkan pendapatan di semester satu 2010 yang sebesar US$ 153,1 juta.

Produk serat pendek masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yaitu sekitar US$ 121,61 juta. Sementara filamen menyumbang sekitar 26% pendapatan, yakni sekitar US$ 53,27 juta. Sisanya berasal dari produk lainnya.

Laba bersih TFCO bahkan naik 782% menjadi US$ 30 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Artinya kinerja semester I sudah jauh melampaui target awal.

Kenaikan ini dipicu kelangkaan katun di pasar dunia, sehingga harga jual staple fiber, bahan baku katun, juga naik. Saat ini, harga katun mencapai US$ 250 per pon, jauh melampaui harga normal yang hanya US$ 50 per pon.

Meski begitu, TFCO belum menetapkan revisi target pendapatan maupun laba di akhir 2011. "Kami masih menghitung sesuai dengan kondisi yang terjadi," tandas Sugito.

Pada perdagangan Kamis (13/10), saham TFCO bertahan di Rp 700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×