Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi belum dapat keluar dari tekanan pada perdagangan hari ini (10/1). Padahal, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,28% pada Jumat (7/1) ke level Rp 14.351 per dolar Amerika Serikat (AS).
Namun, jika dihitung dalam sepekan, rupiah spot masih melemah 0,62%. Hal yang sama terjadi juga di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI) di mana rupiah ditutup di Rp 14.360 per dolar AS dan sudah melemah 0,57% dalam sepekan terakhir.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, sentimen eksternal jadi penyebab melemahnya rupiah dalam seminggu terakhir. Sayangnya, ia memperkirakan sentimen tersebut masih akan menekan rupiah pada esok hari.
Baca Juga: Pasca Melemah Sepekan, Rupiah Masih Berpeluang Tertekan pada Senin (10/1)
"Pasar masih akan risk off merespons semakin hawkish-nya The Fed pada FOMC minutes terakhir. Penguatan rupiah pada Jumat sifatnya hanya teknikal semata," kata David kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1).
David juga meyakini, kenaikan harga minyak dalam beberapa hari terakhir akibat gejolak di Kazakhstan masih akan menjadi pemberat untuk rupiah. Oleh karena itu, ia meyakini rupiah masih akan kembali melemah pada Senin dan diperdagangkan pada rentang Rp 14.340 - Rp 14.390 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News