Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi mengawali perdagangan pekan ini dengan tekanan. Sentimen eksternal diyakini masih akan menjadi pemberat kinerja rupiah pada Senin (10/1).
Analis Monex Investindo Futures Faisyal meyakini rupiah masih akan dalam tekanan, khususnya dari sentimen eksternal. Salah satunya adalah sikap Federal Reserve dalam rilis risalah FOMC minutes yang bernada hawkish, disusul oleh pernyataan para pejabat The Fed yang juga mempertegas hal tersebut.
Selain itu, dolar AS masih bisa menguat seiring dengan outlook kenaikan suku bunga acuan AS. Apalagi, data NFP AS terbaru menunjukkan perbaikan. Adapun, pada Desember, data NFP AS tumbuh 199.000, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 3,9%.
"Ini akan semakin mempertegas pandangan dan sikap hawkish The Fed ke depannya," ujar Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/1).
Baca Juga: Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Pekan, Ini Sentimennya
Sementara itu, minimnya data maupun sentimen domestik dari dalam negeri juga membuat rupiah semakin sulit keluar dari tekanan. Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah bisa melemah dan bergerak di kisaran Rp 13.300 - Rp 14.410 per dolar AS pada perdagangan Senin.
Adapun, pada Jumat (7/1), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,28% ke level Rp 14.351 per dolar AS. Namun, jika dihitung dalam sepekan, rupiah masih melemah 0,62%.
Sedangkan di kurs referensi Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup di level Rp 14.360 per dolar AS atau terapresiasi 0,25%. Kendati begitu, mata uang Garuda ini masih mencatatkan pelemahan 0,57% dalam kurun waktu seminggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News