kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan pandemi Covid-19, begini prospek saham Mitra Adiperkasa (MAPI)


Senin, 27 April 2020 / 16:17 WIB
Tertekan pandemi Covid-19, begini prospek saham Mitra Adiperkasa (MAPI)
ILUSTRASI. Sogo salah satu gerai ilik PT Mitra Adiperkasa Tbk.foto/KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membukukan kinerja yang positif sepanjang tahun 2019. Emiten ritel itu mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih hingga dua digit. 

Penjualan MAPI sepanjang tahun 2019 tumbuh 14,6% menjadi Rp 21,58 triliun dari tahun sebelumnya Rp 18,92 triliun. Sementara laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 21,17% secara tahunan menjadi Rp 933,49 miliar. 

Kinerja MAPI yang baik sepanjang tahun 2019 akan sulit terwujud di tahun 2020 ini. Analis BNI Sekuritas, William Siregar dalam risetnya menjelaskan penjualan segmen retail dan grosir di tahun 2020 dan 2021 terdampak pandemi COVID-19. 

Baca Juga: Minimalisir dampak krisis akibat Covid-19, begini strategi Mitra Adiperkasa (MAPI)

Adapun penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah menekan penjualan segmen retail, grosir, dan  department store. Asal tahu saja, penjualan dari segmen itu berkontribusi hingga  78% dari total penjualan MAPI. PSBB juga menekan segmen groceries dan F&B. Apalagi, untuk saat ini mall ditutup sementara  sesuai dengan anjuran pemerintah. 

"Meskipun kami melihat ini sebagai temporary shock, ini bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan dan memungkinkan mempengaruhi pemulihan pendapatan," katanya dalam risetnya, Senin (27/4). 

Dalam keterbukaan informasi, VP Investor Relations & Corporate Communications MAP Group Ratih D. Gianda, mengatakan Covid-19 memang akan mempengaruhi capaian di tahun 2020. MAP dengan ketat mengendalikan biaya dan fokus pada omni-channel. Salah satunya dengan kemitraan dengan perusahaan agregator dan fintech. 

"Serta memperkuat MAP Club yang akan menjadi kendaraan dalam perjalanan omni-channel perusahaan,” jelas Ratih dalam keterbukaan. 

Terkait pengendalian biaya dan mencadangkan dana tunai, sebelumnya sempat disampaikan Ratih bahwa hal ini diukur dari aspek pembekuan anggaran belanja, pengurangan remunerasi untuk jajaran senior management, komunikasi yang intensif dengan pihak pengelola mal terkait keringanan biaya sewa, serta pengurangan yang signifikan untuk beban penjualan, beban umum dan administrasi secara menyeluruh. Pihaknya juga memastikan MAP memiliki likuiditas cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kerja di masa yang tidak stabil ini. 

Menanggapi hal ini, William menjelaskan langkah-langkah yang diambil MAP Grup akan menyelamatkan bottom line tahun ini agar tidak terkoreksi dalam. 

Misalnya saja, beban sewa yang kemungkinan ada penurunan mengingat kondisi yang tidak kondusif. Padahal beban sewa memperberat topline MAPI hingga 11%. Perusahaan kemungkinan juga akan menutup beberapa gerai dan perampingan tenaga kerja untuk menekan operasional. 

Akan tetapi, tidak semua upaya MAP akan berjalan dengan mudah. Misalnya saja, pembukaan gerai DIGIMAP yang diluncurkan bertepatan dengan imbauan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Gerai itu diharapkan bisa menjadi tempat mencari perlengkapan digital seperti komputer, telepon genggam, dan aksesoris pelengkap untuk memaksimalkan waktunya di rumah. 

William menanggapi, di tengah lemahnya sentimen dari konsumer strategi itu akan berat. Mengingat, untuk saat ini konsumer akan membatasi pembelian barang-barang dengan harga tinggi, sehingga permintaan kelas atas seperti Apple akan tertekan. Padahal, Apple merupakan satu-satunya mitra MAPI. 

Baca Juga: Ini faktor kunci Map Aktif Adiperkasa (MAPA) catatkan pertumbuhan laba bersih 96,13%

Dalam jangka pendek, diprediksi akan ada penurunan pertumbuhan pendapatan bersih MAPI. Penurunan ini berlaku hingga ada perkembangan terbaru terkait pandemi Covid-19. Oleh karenanya,  William  merevisi pertumbuhan omset MAPI dari sebelumnya 15% menjadi 1,8% di tahun 2020 ini. Sementara di tahun 2021, pertumbuhan omset  diperkirakan masih tertekan, ia merevisi target dari sebelumnya 15,5% menjadi 13,92%. 

Adapun perkiraan pendapatan bersih MAPI sepanjang tahun 2020 juga direvisi turun 19,7% menjadi Rp 1,039 miliar. Proyeksi untuk tahun 2021 juga turun 31,5% menjadi Rp 1,24 miliar. Hal ini dipicu oleh penurunan pendapatan karena suspensi operasional dan penurunan permintaan selama pandemi.

Oleh karenanya, William menurunkan target harganya menjadi 820 berdasar EV/EBITDA 4,69 kali. Ini menjadi diskon MAPI selama lima tahun terakhir EV / EBITDA 5,49 kali. Adapun kinerja MAPI  akan membaik dalam beberapa kuartal ke depan.  

Untuk prospek kinerja MAPI yang berat ke sudah tergambar dalam harga saham yang terbentuk saat ini, sehingga William masih merekomendasikan saham MAPI. 

"Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy dengan harga di Rp 820, turun dari Rp 1.300," katanya. 

Pada penutupan perdagangan (Senin 27/4) harga saham MAPI berada di Rp 605. Harga tersebut sudah terkoreksi 42,65% sejak awal tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×