Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah masih berlanjut hingga penutupan pasar akhir pekan lalu. Berdasar pasar spot Jumat (13/3), rupiah melemah 1,76%. Dalam sepekan, rupiah spot melemah 3,76% ke Rp 14.778 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah spot menyentuh level terlemah sejak November 2018.
Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai, merosotnya rupiah pekan lalu disebabkan oleh kepanikan pasar yang begitu tinggi akibat wabah virus corona. Jumlah korban yang terinfeksi di luar China pun semakin meningkat.
Baca Juga: Redam Penurunan IHSG, Dana Pensiun Masuk Pasar Mulai Pekan Depan
Itu berbanding terbalik dengan China yang telah berangsur pulih. Kabar teranyar datang dari Pemerintah Italia yang telah mengisolasi total seluruh wilayah.
Keadaan pasar semakin parah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan larangan untuk wisatawan luar Amerika Serikat, khususnya Eropa. Dengan adanya larangan itu, aktivitas bisnis pun kena imbas.
Sektor pariwisata dan penerbangan berpotensi untuk alami kerugian akibat pembatasan tersebut. “Di satu sisi, adanya perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia kian membuat pelaku pasar semakin panik,” kata Alwy.
Kondisi tersebut membuat pelaku pasar cenderung mengamankan aset-aset berisikonya. Rupiah dianggap sebagai aset berisiko yang memiliki imbal hasil yang tinggi. Sehingga, di tengah kondisi yang tak kondusif, pelaku pasar cenderung menghindari rupiah.
Baca Juga: Terus Melemah Akibat Efek Virus Corona, Begini Prediksi Kurs Rupiah ke Depan
Mengacu kondisi saat ini, World Health Organization (WHO) telah menyatakan wabah virus corona sebagai pandemic global. Wabah yang telah tersebar sejak akhir tahun lalu ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian global.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, berbagai negara melalui bank sentralnya masing-masing telah berupaya menggelontorkan stimulus kepada pasar.