kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Tersulut Kenaikan Permintaan Bank Sentral, Harga Emas Diproyeksi Cetak Rekor Baru


Minggu, 05 Februari 2023 / 05:15 WIB
Tersulut Kenaikan Permintaan Bank Sentral, Harga Emas Diproyeksi Cetak Rekor Baru


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emas belakangan semakin diburu. Kemilau logam mulia ini pun semakin terang usai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih lambat. Harga emas bahkan diperkirakan siap terbang menuju level tertinggi baru alias all time high (ATH) di tahun ini di tengah kebutuhan yang meningkat.

Kamis (2/2), harga emas batangan produksi Antam menyentuh level tertinggi dalam 17 bulan terakhir di Rp 1,042 juta per gram. Sementara harga emas di pasar spot melesat 5,72% sepanjang Januari ke US$ 1.928,36 per ons troi.

Senior Analis DCFX Futures Lukman Leong melihat, aksi sejumlah bank sentral memborong emas menjadi salah satu penopang kenaikan harga emas. "Meredanya kenaikan suku bunga berkorelasi pada kemampuan negara untuk memborong emas," tutur Lukman.

Baca Juga: Pilihan Valas Yang Menarik Saat Kondisi Ekonomi Tak Menentu

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebutkan, sepanjang tahun 2022, pembelian emas secara global mencapai 1.135 ton, rekor tertinggi dalam 55 tahun terakhir.

People Bank of China (PBoC) menjadi pembeli terbesar, mencapai 20% dari total pembelian emas sepanjang tahun lalu. Bank sentral di Turki, India, dan Uzbekistan juga ikut memborong emas.

Lukman menambahkan, bank sentral China telah mengakumulasi emas dalam 20 tahun terakhir namun tidak pernah melaporkannya secara transparan. China diperkirakan memiliki setidaknya 6.000 ton-10.000 ton emas dibandingkan 2.000 ton yang diakuinya.

"Dengan cadangan devisa yang besar, China masih mampu membeli emas dalam beberapa tahun ke depan," ujar dia.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Ingatakan Resesi Global Telah Dimulai, Segera Buru Aset-Aset Ini

Lukman menambahkan, konflik Rusia dan Ukraina juga berdampak pada peningkatan pembelian emas. Sebab, banyak aset bank sentral Rusia dibekukan. Situasi ini mendorong bank sentral China, Turki dan Rusia melakukan diversifikasi ke aset emas.

"Permintaan dari bank sentral akan menopang harga emas ke depan," timpal Alwi.

Rekor baru

Harga emas juga akan ditopang meredanya tekanan kenaikan suku bunga. Menurut Alwi, suku bunga The Fed diperkirakan mencapai puncak pada Juni 2023 di kisaran 4,89%. Di akhir tahun, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga menjadi 4,39%.

"Tidak ada lagi kenaikan suku bunga, maka tidak ada lagi yang menghambat harga emas seperti tahun lalu," imbuh Alwi.

Analis sepakat, pelonggaran suku bunga akan menjadi momentum bagi emas untuk mencetak rekor baru. Proyeksi Alwi, harga emas di pasar spot tembus US$ 2.100 per ons troi pada kuartal III-2023.

Baca Juga: Emas Dilanda Profit Taking, Simak Prospeknya hingga Akhir Tahun

Sementara harga emas batangan Antam bisa mencapai Rp 1,056 juta per gram dengan harga buyback di harga Rp 880.000 per gram.

Lukman memproyeksikan, harga emas di pasar spot bisa berada di kisaran US$ 2.100-US$ 2.160 di tahun ini. Sementara harga emas Antam bisa ke Rp 1,15 juta per gram dengan asumsi kurs rupiah Rp 15.000 per dollar AS.

Alwi menyarankan investasi emas batangan untuk jangka panjang minimal lima tahun sampai 10 tahun. Jika ingin lebih menarik, Alwi menyarankan, investor bisa trading emas di pasar spot yang diyakini bakal menembus rekor tertinggi di tahun ini.

Lukman mengamini, emas fisik tidak menarik untuk investasi jangka pendek. Sebab, selisih harga jual emas Antam dengan harga buyback mencapai 10%. Sementara spread harga emas non fisik di pasar spot hanya berkisar 0,015%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×