Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Pasar kripto merah membara pada Rabu (17/11). Harga Bitcoin dan kawan-kawan kompak turun, dengan Bitcoin kembali keluar dari zona US$ 60.000.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu pukul 21.55 ada di US$ 59.760 atau turun 2,22% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Sementara harga Ethereum ada di US$ 4.189,01, turun 4,41% ketimbang posisi 24 jam sebelumnya. Lalu, harga Dogecoin ada di US$ 0,231547, turun 3,81%.
“Kami memproyeksikan gravitasi harga Bitcoin di sekitar level US$ 60.000,” kata QCP Capital dalam pembaruan pasar, seperti dikutip CoinDesk.
Penandatanganan Undang-Undang Infrastruktur oleh Presiden AS Joe Biden pekan ini yang berisi persyaratan pelaporan pajak kripto yang kontroversial menjadi sentimen negatif buat Bitcoin dkk.
Tambah lagi, ada penurunan antusiasme setelah pembaruan Taproot akhir pekan lalu di blockchain Bitcoin, peningkatan besar pertama dalam jaringan itu dalam empat tahun terakhir.
Baca Juga: Gara-gara pernyataan CFO Twitter ini, harga Bitcoin terlempar dari zona US$ 60.000
“Ada beberapa harapan Taproot akan menjadi katalis untuk kenaikan harga,” sebut QCP Capital. Tapi, "Kurangnya reaksi menyebabkan efek beli menjadi rumor, jual menjadi fakta".
Sementara debut VanEck Bitcoin Strategy ETF, exchange-traded fund berjangka Bitcoin, pada Selasa (16/11) tidak banyak menghasilkan banyak antusiasme.
Di sisi lain, pasar saham naik setelah laporan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada Oktober. Ini dilihat sebagai indikator konsumen tetap bersemangat meskipun tingkat inflasi tertinggi dalam tiga dekade terakhir.
Tetapi, ada beberapa spekulasi bahwa inflasi yang lebih tinggi mungkin mendorong bank sentral AS, The Fed mempercepat pengetatan kebijakan moneternya.
Langkah itu bisa memberikan tekanan pada aset investasi yang dianggap berisiko, seperti Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
“Bitcoin bisa terus menarik lindung nilai inflasi, tapi jika tekanan harga memicu tindakan kenaikan suku bunga cepat dari The Fed, itu dapat memicu gelombang besar penghindaran risiko yang akan menghukum kripto,” kata Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda, seperti dilansir CoinDesk.
Selanjutnya: China makin keras terhadap penambangan kripto, harga Bitcoin dkk anjlok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News