Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China makin keras terhadap penambangan kripto. Buntutnya, harga Bitcoin dan kawan-kawan memerah alias anjlok pada Selasa (16/11).
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan pada Selasa (16/11), tahap selanjutnya dari penumpasan penambangan kripto adalah mempertimbangkan “hukuman tarif listrik”.
NDRC berencana menerapkan kebijakan tersebut untuk perusahaan yang menambang kripto tetapi hanya membayar listrik dengan tarif pelanggan rumahtangga, Meng Wei, juru bicara NDRC mengatakan, seperti dikutip China.com dan dilansir CoinDesk.
Menurut Meng, NDRC akan fokus pada perusahaan pertambangan kripto skala industri dan milik negara, serta meminta pemerintah daerah untuk menangani aktivitas tersebut di dalam yurisdiksi mereka.
Pernyataan Meng itu menanggapi pertanyaan tentang langkah NDRC selanjutnya terhadap kebijakan penambangan kripto yang berlaku di Provinsi Sichuan, Chengdu, dan Chongqing.
Baca Juga: Harga Bitcoin jatuh ke US$ 60.000, tapi siap bangkit lewat 2 sentimen ini
Chengdu adalah salah satu provinsi penambangan kripto terbesar di China dan memiliki kebijakan yang menguntungkan terhadap industri ini.
Pada Sabtu (13/11) pekan lalu, Xiao Yi, pejabat Partai Komunis dari Provinsi Jiangxi dipecat dan dikeluarkan dari partai, dan kemungkinan akan menghadapi tuntutan pidana atas dukungannya atas penambangan kripto, pengawas anti-korupsi Partai Komunis mengungkapkan.
NDRC dan lembaga Pemerintah China terkemuka lainnya menyerukan tindakan keras baru terhadap penambangan kripto pada 24 September lalu. Kemudian, penambangan kripto masuk ke daftar negatif industri pada awal Oktober.
Pada Selasa (16/11), harga kripto memerah. Harga Bitcoin pada pukul 14.30 WIB anjlok 7,47% menjadi US$ 60.767,56 dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Harga Ethereum juga merosot 7,69% ke posisi US$ 4.324,95.
Selanjutnya: MUI: Penggunaan kripto sebagai mata uang hukumnya haram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News