Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal I-2020 agaknya menjadi momentum yang berat bagi emiten yang bergelut di bidang pertambangan batubara. Kontan.co.id mencatat, dari lima emiten yang telah merilis laporan keuangan empat emiten kompak membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih, sementara satu emiten justru menanggung kerugian.
Berikut ini ringkasan kinerja emiten tambang batubara yang berhasil Kontan.co.id himpun per Jumat (15/5):
1. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Sepanjang tiga bulan pertama 2020, emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun, turun 4,01% secara year-on-year. PTBA mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 903,24 miliar. Jumlah ini turun 20,5% bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,13 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya Palapa mengatakan, turunnya kinerja PTBA sepanjang tiga bulan pertama 2020 akibat penurunan harga jual rata-rata batubara yang turun 3,9% menjadi Rp 741.845 per ton dari Rp 772.058 per ton pada triwulan-I 2019.
“Selain itu, peningkatan beban pokok penjualan juga menjadi sebab terjadinya kontraksi pada laba PTBA,” ujar Hadis kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Enam saham yang terdepak dari MSCI Global Standard akan tertekan dalam jangka pendek
2. United Tractors Tbk (UNTR)
Meski tidak berfokus pada bisnis tambang batubara, entitas Grup Astra ini memiliki anak usaha yang bergerak di pertambangan emas hitam, yakni PT Tuah Turangga Agung (TTA). Melansir laporan perkembangan usaha UNTR, total penjualan batubara oleh TTA sepanjang triwulan I-2020 mencapai 3,2 juta ton atau meningkat sebesar 25%.
Meski demikian, pendapatan unit usaha pertambangan batubara turun 7% menjadi Rp3,4 triliun yang dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara. Sepanjang kuartal I-2020, UNTR mencatatkan pendapatan konsolidasian bersih sebesar Rp 18,3 triliun atau menyusut 19,02%. Sedangkan laba bersih UNTR anjlok 40% menjadi Rp 1,8 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 3,1 triliun.
Baca Juga: Masih finalisasi hasil revisi capex dan target bisnis, ini kata analis soal UNTR