kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Enam saham yang terdepak dari MSCI Global Standard akan tertekan dalam jangka pendek


Rabu, 13 Mei 2020 / 18:45 WIB
Enam saham yang terdepak dari MSCI Global Standard akan tertekan dalam jangka pendek
ILUSTRASI. MSCI Inc melakukan rebalancing yang akan berlaku pada 29 Mei 2020.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International atau MSCI Inc melakukan rebalancing yang akan berlaku pada 29 Mei 2020. MSCI Inc merupakan salah satu patokan yang digunakan untuk investor asing membeli saham-saham di Indonesia.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ketika MSCI Inc melakukan rebalancing, maka tekanan turun akan terjadi pada saham-saham yang keluar. Bahkan tekanan turun ini akan terjadi menjelang hari terakhir sebelum rebalancing berlaku.

Pada rebalancing kali ini, terdapat enam saham terdepak dari MSCI Global Standard dan masuk ke MSCI Global Small Cap. Keenam saham tersebut adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) menarik meski terdepak dari MSCI Global Standard

"Kadang pukulannya sampai batas hari terakhir, bener-bener kenceng di hari terakhir. Jadi kalau kita lihat PTBA dan JSMR ada di sini, maka gunakan strategi buy on weakness," kata Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Menurut Hans, pergeseran pada saham-saham tersebut bukan berarti prospeknya jelek. Sebab kondisi saat ini lebih disebabkan sentimen global yang negatif terhadap Indonesia. Ini menyangkut upaya penanganan Covid-19 yang diragukan oleh dunia. Saat ini pemberlakuan PSBB dinilai masih longgar padahal kasus Covid-19 terus bergerak naik di saat negara-negara lain mulai turun.

Baca Juga: Laba bersih Bumi Serpong Damai (BSDE) menyusut 58% pada kuartal I 2020

Dia menjelaskan BBTN mengalami tekanan sektoral, namun sektor perbankan masih menjadi favorit Hans. Sedangkan PTBA dinilai masih memiliki permintaan yang tetap ada untuk pembangkit listrik, dan BSDE dinilai memiliki landbank yang cukup besar meski penjualannya akan terganggu seperti PWON.

Kemudian JSMR dinilai tidak akan terlalu tertekan sebab pengguna jalan tol juga masih cukup banyak saat ini dan TKIM memiliki prospek bisnis yang bagus untuk jangka panjang. "Tetapi memang di jangka pendek, saham-saham ini masih akan tertekan," jelas dia.

Lebih lanjut, terdapat 14 saham yang keluar dari MSCI Global Small Cap. Termasuk diantaranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Baca Juga: Terdepak dari MSCI Global Standars, 6 saham Indonesia ini masuk di MSCI Global Small

Hans menjelaskan secara sektoral saat ini infrastruktur memang cukup tertekan terutama karena pemerintah mengalihkan fokusnya untuk penanganan Covid-19. Namun sektor ini dinilai masih cukup menarik setelah Covid-19 selesai.

Sedangkan saham di sektor tambang dikatakan Hans akan menjadi yang paling cepat pulih saat ekonomi kembali pulih, apalagi saham tersebut merupakan BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×