kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terregra Asia kembangkan PLTS di Australia dan Indonesia timur


Kamis, 09 Agustus 2018 / 08:24 WIB
Terregra Asia kembangkan PLTS di Australia dan Indonesia timur
ILUSTRASI. TGRA Jadi Emiten ke-8 Melantai di BEI


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang fokus dalam bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) yaitu PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) saat ini tengah menggarap proyek pengembangan solar panel atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Australia dan Indonesia bagian timur.

Lasman Citra, Wakil Direktur Utama Terregra Asia Energy mengatakan, ada dua fokus Terregra dalam pengembangan solar power, yaitu sektor utility scale dan rooftop. “Untuk yang utility scale saat ini di Indonesia belum dilakukan tender dengan PLN, jadi kami fokus untuk yang di Australia,” kata Lasman, Rabu (8/8).

Melalui anak usaha, Terregra Renewables yang fokus pengembangan PLTS utility scale, Lasman bilang, saat ini Terregra memiliki lima proyek di Australia yang berkapasitas masing-masing 5 megawatt (MW). Sistem PLTS di Australia ini nantinya on grid atau langsung digunakan.

Kedua, perusahaan ini juga fokus dalam pengembangan PLTS rooftop yang berlokasi di Indonesia bagian timur. “Sistemnya B2B (business to business), ke hotel misalnya. Kami ada satu proyek PLTS rooftop yang commercial on date (COD) Agustus ini di Bali,” ungkapnya.

Lasman mengungkapkan alasan PLTS rooftop dikerjakan di Indonesia bagian timur lantaran radiasi matahari di Indonesia bagian timur lebih bagus jika dibandingkan dengan Indonesia bagian barat. Dalam peta khusus perusahaan, secara georafis Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat menjadi lokasi yang memiliki radiasi matahari paling menjanjikan untuk memperoleh listrik lebih banyak.

“Polusi juga berpengaruh terhadap radiasi matahari, perbedaan radiasinya bisa 30% antara di Indonesia bagian barat dan timur. Yang menjadi pertimbangan kami, kalau radiasinya berbeda sampai 30% dengan menggunakan investasi yang sama, ya mending pengembangan proyeknya di sana, selain itu tarifnya juga lebih menguntungkan,” papar Lasman.

Lasman mengaku, pengembangan PLTS rooftop ini memang kapasitasnya kecil yaitu sekitar 200 kilowatt per proyeknya, akan tetapi mereka galakkan di konsep B2B-nya. “Saat ini sudah banyak B to B dengan beberapa hotel di Bali, ada yang 750 kilowatt, ada yang 250 kilowatt. Yang COD baru satu, yang lainnya masih tahap finalisasi,” ujarnya.

Ia menambahkan untuk mengembangkan bisnis energi terbarukan ini perusahaan menganggarkan US$ 1 miliar sampai 2023 untuk semua proyek, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH), termasuk PLTS yang saat ini dikembangkan di Australia dan Indonesia bagian timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×