kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terpoles prospek permintaan nikel, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)


Selasa, 28 September 2021 / 19:06 WIB
Terpoles prospek permintaan nikel, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)
ILUSTRASI. Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil mencetak kinerja impresif sepanjang enam bulan pertama 2021. ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 17,27 triliun, naik 87% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9,23 triliun.

Naiknya pendapatan turut memoles laba bersih emiten pertambangan logam mineral milik negara ini. ANTM membukukan laba bersih Rp 1,16 triliun di semester pertama 2021, berbanding dari realisasi bottom line pada periode yang sama tahun lalu ketika Antam masih menderita kerugian bersih hingga Rp 236,77 miliar.

Sejumlah analis menilai, prospek ANTM masih cukup cerah, terutama dipoles oleh prospek harga dan permintaan komoditas nikel. Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal mengatakan, kinerja ANTM akan disokong oleh segmen nikel. Terlebih nantinya jika proyek high-pressure acid leach (HPAL) sudah rampung. “Banyak cadangan ore limonite yang belum di-untapped. Ini terkait bahan precursor untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV),” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Selasa 28 September 2021

Bahan mentah nikel yang sudah ada milik ANTM, kabarnya juga sudah banyak yang dipesan oleh perusahaan besar seperti Tsingshan serta pemain nikel lainnya. Hal ini berhubungan dengan kestabilan permintaan nikel, yakni saprolite untuk produksi feronikel (Fe-Ni) dan nickel pig iron (NPI) yang berkaitan dengan industri baja nirkarat (stainless steel).

“Tsingshan sedang percobaan untuk membuat NPI menjadi nickel sulphate, namun masih dalam tahap perkembangan,” sambung dia. Selain itu, kebutuhan nikel Indonesia pasti akan banyak diambil dari emiten pelat merah ini.

Asal tahu, segmen nikel turut mendongkrak pendapatan ANTM di enam bulan pertama 2021. Volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 5,34 juta wet metric ton (wmt). Angka ini meningkat signifikan 287% dibandingkan capaian produksi pada semester pertama 2020 yang hanya sebesar 1,38 juta wmt.

Baca Juga: PT Aneka Tambang dan Entitas Anak Laporan Keuangan 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020

Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik pada semester I-2021 mencapai 3,66 juta wmt, tumbuh lebih dari 21 kali lipat dibandingkan capaian penjualan pada di periode yang sama tahun lalu yang hanya 168.000 wmt.

Penjualan bijih nikel menghasilkan pendapatan Rp 2,04 triliun, melesat 2.290,6% dari penjualan bijih nikel di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 85,45 miliar. Sementara pendapatan dari segmen feronikel mencapai Rp 2,59 triliun, naik  28,07% secara tahunan.

Sementara itu, harga emas yang menjadi salah satu komoditas andalan Aneka Tambang diproyeksi tidak akan semengkilap tahun lalu. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama memproyeksikan harga emas akan berada di rentang US$ 1.590 per ons troi-US$ 1.830 per ons troi tahun ini.

Okie bilang, rencana bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve, yang akan melakukan kebijakan tapering off tahun ini dapat mempengaruhi pergerakan dari harga emas. Kebijakan taper dinilai dapat memberikan tekanan pada turunnya harga emas, namun Okie melihat penurunan tersebut sifatnya lebih terbatas.

Baca Juga: Semester I-2021, penjualan emas Aneka Tambang (ANTM) tumbuh 69%

”Hal ini mengacu pada ketidakpastian dari pandemi yang berpotensi masih menyelimuti hingga akhir tahun dan memicu kenaikan dari harga komoditas,” terang Okie. Pergerakan harga emas tentu dapat mempengaruhi kinerja emiten, namun diversifikasi produk dari emiten dinilai dapat menopang kinerja .

Senada, Fauzan menilai harga emas tidak akan sebagus tahun lalu, seiring dengan mencuatnya isu tapering dan penguatan nilai tukar dolar AS. Akan tetapi, dalam jangka panjang, harga emas seharusnya cukup stabil. Terkoreksinya pendapatan dari segmen emas bisa di-cover oleh kontribusi penjualan nikel domestik.

Jika dibandingkan dengan pemain sejenis, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghasilkan margin operasional yang lebih bagus dari ANTM. Fauzan menyebut, sebagai pemain nikel murni, margin EBIT yang dihasilkan INCO bisa di kisaran 15%, sedangkan ANTM di kisaran 6%.

Margin ini merupakan blended margin yang merupakan kombinasi dari semua operasional milik ANTM, mulai dari nikel, bauksit, hingga emas. Lebih rendahnya margin yang dihasilkan ANTM karena fixed cost segmen emas milik ANTM yang memang cukup besar.

Okie memberi rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.650. Selasa (28/9), harga saham ANTM turun 0,87% ke Rp 2.270 per saham.

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) cetak laba bersih Rp 1,16 triliun di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×