Reporter: Intan Nirmala Sari, Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) tergelincir mengekor arah bursa Asia dan Wall Street. Kamis (20/12), indeks ditutup turun 0,46% ke level 6.147. Investor asing masih membukukan penjualan bersih alias net sell senilai Rp 450,66 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut, pasar saham global terimbas kenaikan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 bps.
Kebijakan bank sentral Amerika Serikat juga melemahkan rupiah, sehingga menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Tapi, Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas memperkirakan, indeks akan berbalik arah pada perdagangan Jumat. "Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 6% akan menjaga pasar saham domestik," ujar dia, Kamis.
Maka, Yaki memperkirakan, Jumat (21/12), IHSG rebound menuju resistance 6.195, dengan support 6.069.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan sependapat, keputusan BI menahan suku bunga bisa menyokong indeks di kisaran 6.130–6.160.
Indikator teknikal mendukung kenaikan indeks. Kata William, IHSG ditutup di atas support MA5, mengembalikan indeks ke posisi uptrend. Prediksi dia, indeks menguat dengan range pergerakan 6.120–6.200.
Head of Research Astronacci Sekuritas Anthonius Edyson melihat secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menyentuh harga 7.100 di tahun depan meski suku bunga acuan AS akan naik dua kali lagi."Kalau FFR naik, IHSG tentunya akan ada koreksi. Namun secara keseluruhan view IHSG masih bullish," kata Anthonius kepada Kontan, Kamis (20/12).
Anthonius mengatakan untuk sentimen yang akan hadir dan mempengaruhi IHSG 2019 masih berkutat pada kenaikan suku bunga acuan dan perang dagang. Sedangkan risiko pelebaran defisit neraca perdagang, diperkirkan tidak memberi dampak signifikan pada IHSG 2019, atau bahkan menekan kenaikan indeks tahun depan.
"Defisitnya masih dinilai wajar. Investor sudah bisa mulai buy on weakness di kuartal I 2019 dan kuartal III 2019, dengan rekomendasi saham seperti BBNI, BBRI dan BMRI," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News