Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,20% ke level 7.096,58 pada perdagangan Senin (6/6), dari posisi 7.182,96 di akhir perdagangan pekan lalu. Sebanyak 301 saham mencatatkan penurunan harga, lalu 234 saham naik, dan 162 saham stagnan.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, penurunan IHSG pada hari ini disebabkan oleh faktor eksternal berupa kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan ekonomi setelah data non farm payrolls Amerika Serikat (AS) ternyata lebih baik dari ekspektasi.
Hal tersebut diyakini dapat mendorong bank sentral AS untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.
Untuk perdagangan Selasa (7/6), Mino memprediksi, IHSG masih berpeluang melemah dengan support di level 7.040 dan resistance di 7.150. Kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi global diperkirakan masih menjadi sentimen negatif yang membayangi pasar.
Baca Juga: IHSG Melemah 1,20% pada Senin (6/6), Asing Mencatat Net Buy Rp 396 Miliar
"Terlebih lagi, posisi indeks yang sudah jenuh beli juga berpeluang menjadi tambahan katalis negatif untuk IHSG," kata Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/6).
Bernada serupa, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga melihat, IHSG masih berpotensi mengalami koreksi lanjutan pada Selasa (7/6). Koreksi lanjutan tersebut diperkirakan menuju kisaran 6.950-7.000, jika breaklow 7.050.
Secara teknikal, terbentuk death cross di area jenuh beli pada Stochastic RSI dan MACD berpotensi membentuk death cross. Support perdagangan esok hari diperkirakan berada di level 6.950 dengan resistance di level 7.150.
Menurut Valdy, penurunan IHSG disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia di Juni 2022.
Baca Juga: Asing Net Buy Rp 396 Miliar Saat IHSG Terkoreksi, Saham-Saham Ini Banyak Diburu
Kekhawatiran tersebut dipicu oleh data terbaru realisasi non farm payrolls AS yang sebesar 390.000 di Mei 2022, lebih tinggi dari ekspektasi yang sebesar 325.000.
Data ini meningkatkan keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan mempertahankan agresivitas pengetatan kebijakan moneternya.
"Dari dalam negeri, pelaku pasar juga menantikan data cadangan devisa yang dijadwalkan rilis pada 8 Juni 2022," ucap Valdy.
Baca Juga: IHSG Turun 1,20% ke 7.096 pada Senin (6/6), Sektor Teknologi Anjlok
Di tengah potensi koreksi lanjutan pada IHSG, Valdy merekomendasikan investor untuk mencermati UNVR, SIDO, MAPA, ADMR, ANTM, dan INCO pada Selasa (7/6).
Serta mempertimbangkan peluang buy on support pada AALI dan SSMS. Sementara Mino menyarankan buy MDKA dan SMGR, serta buy on weakness INCO dan MNCN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News