kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,02   6,42   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terkerek harga nikel, laba bersih Vale Indonesia (INCO) meroket 47.800%


Kamis, 29 Oktober 2020 / 20:43 WIB
Terkerek harga nikel, laba bersih Vale Indonesia (INCO) meroket 47.800%
ILUSTRASI. Vale Indonesia (INCO) mencatat laba bersih senilai US$ 76,64 juta atau melesat hingga 47.800% di kuartal III 2020.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ciamik berhasil ditorehkan oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Mengutip laporan keuangan yang diterbitkan Kamis (29/10), emiten produsen nikel ini membukukan laba bersih senilai US$ 76,64 juta atau melesat hingga 47.800% secara tahunan, dari laba bersih pada periode sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 160.000.

Laba meroket lantaran pendapatan INCO naik 12,7% dari sebelumnya US$ 506,46 juta menjadi US$ 571,02 juta di kuartal ketiga 2020. INCO mencatat volume pengiriman sebesar 19.954 metrik ton (MT) dengan pendapatan sebesar US$ 210,6 juta pada triwulan ketiga.

Sementara itu, harga realisasi nikel pada triwulan ketiga lebih tinggi 13%  dibandingkan harga realisasi pada triwulan kedua. Nicolas Kanter, Presiden Direktur dan CEO Vale Indonesia menyebut, kinerja apik ini sebagai akibat dari bersinarnya harga komoditas nikel.

“Kami berhasil mengendalikan beban pokok pendapatan kami secara berkelanjutan pada triwulan ini dan di saat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel,” tulis Nico dalam keterangan resmi, Kamis (29/10). Tercatat, beban pokok pendapatan INCO pada kuartal ketiga naik tipis sebesar 0,4% dari beban pokok pendapatan yang dikeluarkan pada kuartal kedua.

Baca Juga: Banyak sentimen positif, saham pertambangan logam masih menarik

Kinerja yang cemerlang ini mendorong posisi kas dan setara kas konstituen indeks Kompas100 ini. Adapun kas dan setara kas  Vale Indonesia pada 30 September 2020 sebesar US$ 361,4 juta, naik sebesar US$ 72,7 juta dari saldo pada 30 Juni 2020. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penerimaan yang lebih tinggi dari para pelanggan.

“PT Vale akan terus melakukan kontrol yang hati-hati atas pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas,” kata Nico.

INCO mengeluarkan sekitar US$ 34,8 juta untuk belanja modal (capex) pada triwulan ketiga 2020. Sehingga, pengeluaran belanja modal secata akumulatif mencapai  US$ 104,5 juta.

Sebagai gambaran, INCO telah memproduksi 19.477 metrik ton (MT) nikel dalam matte sepanjang triwulan ketiga tahun 2020.

Realisasi ini 4% lebih tinggi dibandingkan dengan volume produksi yang dihasilkan pada kuartal kedua 2020 yang hanya 18.701 MT. Sementara jika diakumulasikan, produksi nikel Vale Indonesia pada sembilan bulan pertama 2020 mencapai 55.792 MT, atau 10% lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 50.531 MT.

Ke depan, INCO akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utama yang dijunjung yakni keselamatan jiwa  dan kelestarian bumi.

Selanjutnya: Harga logam dan CPO naik daun, berikut saham dua sektor tersebut yang bisa dilirik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×