Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor pertambangan menjadi indeks dengan kinerja paling bagus jika dibanding sektor lainnya. Sepanjang tahun ini hingga Senin (26/10), indeks sektor pertambangan memperlihatkan koreksi paling minim, yakni hanya 7,88%.
Dua penghuninya, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga termasuk dalam 15 gainers teratas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan ke belakang. ANTM telah melesat 46,21% menjadi Rp 1.060 per saham, sementara MDKA naik 13,31% menjadi Rp 1.830 per saham.
Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu mengatakan, kinerja positif yang terjadi pada saham pertambangan memang cukup banyak terjadi pada semester II-2020. Ini merupakan efek dari naiknya harga komoditas serta sentimen dalam negeri. Sebut saja rencana pembentukan holding Indonesia Battery untuk mengembangkan industri baterai kendaraan bermotor listrik dan rampungnya divestasi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID.
Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus menambahkan, kinerja indeks pertambangan juga ditopang oleh harga emas yang masih menguat. "Ke depannya, kami melihat harga emas masih berpotensi mencatatkan penguatan didorong oleh sentimen potensi stimulus lanjutan Amerika Serikat serta potensi peningkatan permintaan nikel dari industri stainless steel serta mobil listrik," tutur Juan kepada Kontan.co.id, Senin (26/10).
Baca Juga: Eastspring Indonesia ekspektasikan volatilitas pasar akan terjadi hingga akhir tahun
Oleh karena itu, menurut dia, pergerakan saham INCO, ANTM, dan MDKA masih menarik. Tapi, rekomendasi dan target harga ketiga saham ini masih dalam peninjauan ulang. "Namun, untuk ANTM dan INCO akan ada potensi peningkatan target price didorong oleh potensi proyek dari konsorsium baterai mobil listrik," kata dia.
Bernada serupa, Dessy turut memprediksi, saham pertambangan logam seperti ANTM dan INCO bakal tetap menjadi pendorong kenaikan sektor tambang pada semester 2-2020. Ini merupakan efek dari kenaikan harga emas dan nikel, serta perkembangan pembentukan holding Indonesia Battery.
Baca Juga: Pengembang properti hadapi tekanan likuiditas, begini rekomendasi analis
"Untuk tahun depan, kami estimasi sektor pertambangan terutama metal masih akan menguat seiring kenaikan permintaan dan pulihnya kondisi global," ungkap Dessy. ANTM dan INCO menjadi saham pilihan teratasnya untuk saham-saham yang tergolong ke dalam pertambangan logam.
Akan tetapi, target harga kedua saham ini masih dalam peninjauan ulang karena sudah melampaui target harga sebelumnya. Ia akan memperbaharui target harga setelah laporan keuangan per kuartal III-2020 sudah keluar.
Baca Juga: Omnibus law berdampak positif dan negatif terhadap emiten menara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News