kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tergelincir pada Perdagangan Jumat, Begini Proyeksi Rupiah Besok Senin (2/9)


Minggu, 01 September 2024 / 05:20 WIB
Tergelincir pada Perdagangan Jumat, Begini Proyeksi Rupiah Besok Senin (2/9)
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). Nilai tukar rupiah di pasar spot perkasa di awal perdagangan hari ini di level Rp15.340 per dolar AS, menguat 0,98 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (23/8) di level Rp15.492 per dolar AS dan menjadikan rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah tergelincir di akhir pekan, Jumat (30/8). Mata uang garuda tertekan dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat usai rilis data ekonomi yang menunjukkan perbaikan.

Mengutip Bloomberg, (30/8), rupiah di pasar spot menguat sekitar 0,23% secara mingguan ke level Rp 15.455 per dolar AS dari level penutupan akhir pekan lalu Rp 15.492 per dolar AS. Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga menguat sekitar 0,52% secara mingguan ke level Rp 15.473 per dolar AS dari level penutupan akhir pekan lalu Rp 15.554 per dolar AS.

Namun, rupiah terpantau melemah sekitar 0.20% secara harian di pasar spot ke level Rp 15.455 per dolar AS pada Jumat (30/8). Rupiah Jisdor BI juga melemah sekitar 0,41% secara harian ke level Rp 15.473 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati, dolar AS terbantu oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang terus berlanjut. Ini terjadi setelah data produk domestik bruto (PDB) AS yang dirilis kemarin menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal kedua 2024.

Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Melemah Pada Senin (2/9), Ini Sentimen yang Membayangi

Selain itu, rupiah melemah hari ini dipengaruhi penantian investor terhadap data indeks harga Price Consumption Expenditure (PCE) AS yang akan dirilis Jumat (30/8) malam. Pengukur inflasi pilihan Fed tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada bulan Juli.

“Ekonomi yang kuat dan inflasi yang lesu dapat membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga secara tajam,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Jumat (30/8).

Ibrahim melihat, para pedagang saat ini masih mempertahankan taruhan untuk pelonggaran pada bulan September. Mereka (para investor) lebih condong ke arah pemotongan yang lebih kecil, 25 basis poin (bps), berdasarkan data CME Fedwatch.

Dari Asia, pelemahan rupiah di akhir pekan berkaitan dengan rilis data indeks harga konsumen Tokyo menunjukkan inflasi tumbuh sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Agustus. Terpantau inflasi inti bergerak kembali mendekati target tahunan Bank of Japan (BOJ) sebesar 2% di tengah peningkatan belanja swasta.

Akibatnya, pembacaan tersebut memperkuat gagasan bahwa peningkatan inflasi akan memberi BOJ lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Pembacaan inflasi indeks harga produsen Tokyo juga membuat pasar mengabaikan hasil produksi industri dan penjualan ritel yang mengecewakan.

Dengan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan melemah di perdagangan awal pekan depan, Senin (2/9). Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah dalam rentang Rp 15.440 – Rp 15.520 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,68% dalam Sepekan, Intip Reviewnya dan Prospeknya

Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, posisi rupiah di hari senin akan tergantung hasil rilis data inflasi PCE AS malam ini. Data PCE Amerika diperkirakan akan naik 0.2% secara bulanan (MoM) sehingga membawa kenaikan inflasi tahunan naik 0.1% menjadi 2.7%.

“Apabila hasilnya (data inflasi PCE) sesuai atau malah lebih tinggi, maka rupiah berpotensi terkoreksi dan sebaliknya,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (30/8).

Data manufaktur China juga akan menjadi perhatian khususnya bagi pergerakan mata uang kawasan Asia. Selain itu, investor menantikan rilis data inflasi Indonesia bulan Agustus yang akan dirilis pada awal pekan depan.

Lukman menuturkan, walau rupiah masih dalam lingkungan yang positif, dolar AS yang sudah oversold bisa saja berbalik menguat (rebound) setiap saat. Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.450 -Rp 15.550 per dolar AS di perdagangan Senin (2/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×