Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten yang bergerak di bidang fast moving consumer goods (FMCG) PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan mendapat dorongan dari momentum Pemilihan Umum (Pemilu).
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia mengatakan, secara historis, konsumsi saat Pemilu lebih banyak dari biasanya.
"Potensi kenaikan konsumsi tersebut juga ditopang oleh inflasi domestik yang masih terjaga," ucap Cindy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/12).
Hingga akhir tahun 2023, Cindy memprediksi pendapatan ICBP akan mencapai Rp 69,4 triliun atau naik 7,1% YoY dengan laba bersih Rp 9,1 triliun atau meningkat 98,1% YoY. Kenaikan penjualan dari beberapa produknya menjadi faktor pendorong kenaikan kinerja tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Naik, Analis Rekomendasikan Saham Emiten Kesehatan
Pada sembilan bulan pertama 2023, penjualan domestik ICBP mencatatkan kenaikan 3,6% YoY. Diikuti oleh Timur Tengah dan Afrika yang tumbuh 6,3% YoY, Asia lainnya meningkat 33,6% YoY, dan lain-lain naik 7,4% YoY.
Lebih lanjut, penjualan mi instan tumbuh 6,6% YoY menjadi Rp 38,1 triliun diikuti oleh meningkatnya volume penjualan sebesar 3%. Adapun, EBIT margin segmen mi instan pada periode tersebut berhasil tercatat lebih tinggi, yakni sebesar 25,7% dibanding periode sama tahun 2022 yang sebesar 21,9%.
Lalu, untuk tahun 2024, Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto memprediksi, pendapatan ICBP akan tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp 73,25 triliun. Kenaikan ini didorong oleh kontribusi berimbang dari kenaikan volume penjualan sebesar 3,8% dan penyesuaian average selling price (ASP) sebesar 4% YoY.
Natalia memperkirakan, pertumbuhan volume penjualan berasal dari hampir semua segmen, kecuali dairy yang masih menghadapi tantangan akibat semakin ketatnya persaingan.
"Tumbuhnya volume penjualan juga didukung momentum Pemilu, khususnya pada semester 1 2024 dan perkembangan pasar ekspor di semester 2 2024," tutur Natalia dalam risetnya tanggal 9 November 2023.
Kemudian, margin kotor ICBP diprediksi meningkat 20 bps menjadi 36,4% dari proyeksi setahun penuh 2023 di 36,2%. Hal ini didukung oleh stagnannya harga crude palm oil (CPO) dan gandum yang menjadi bahan baku produk-produk ICBP.
Sejalan dengan adanya Pemilu, Natalia memprediksi ICBP akan mengeluarkan lebih banyak iklan dan promosi pada 2024, yakni 4% dari pendapatan dibanding 3,8% pada tahun sebelumnya. Alhasil, laba bersih dan laba inti diperkirakan naik masing-masing 16,2% YoY menjadi Rp 10,7 triliun dan 5% YoY menjadi Rp 9,7 triliun.
Baca Juga: Intip Nasib Saham Lapis Kedua & Ketiga Saat IHSG Tembus 7.100, Ini Rekomendasi Analis
Sepanjang Januari-September 2023, ICBP membukukan pendapatan Rp 51,3 triliun atau naik 4,9% YoY yang didukung oleh kenaikan hampir semua segmen, kecuali dairy. Seiring dengan berlanjutnya penurunan harga bahan baku, ICBP mempertahankan gross profit margin di 36,3% dan operational expenditure yang terkelola karena hanya naik 14,5% YoY.
Hal ini menghasilkan kenaikan laba operasional 25% menjadi Rp 11,2 triliun, laba bersih melesat 113,3% menjadi Rp 7,06 triliun, dan laba inti tumbuh 8% YoY menjadi Rp 6,5 triliun. Untuk setahun penuh 2023, pendapatan ICBP diprediksi mencapai Rp 67,88 triliun dengan laba bersih Rp 9,20 triliun dan laba inti Rp 9,21 triliun.
Merujuk riset tanggal 8 November 2023, analis Sinarmas Sekuritas Vita Lestari dan Head of Institutional Reserach Isfhan Helmy mengatakan, kinerja ICBP pada sembilan bulan pertama 2023 sejalan dengan ekspektasinya.
"Pertumbuhan pada volume penjualan khususnya pada segmen makanan ringan dan mi instan dapat menjadi tanda dimulainya aliran masuk dana dari kampanye Pemilu," ucap keduanya.
Sinarmas Sekuritas sedikit menaikkan proyeksi pendapatan ICBP tahun 2023 dan 2024. Pendapatan tahun 2023 dikerek 1,5% menjadi Rp 68,03 triliun dari proyeksi sebelumnya di Rp 67,03 triliun. Kemudian, proyeksi pendapatan 2024 dinaikkan 2,3% menjadi Rp 71,78 triliun dari Rp 70,16 triliun.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy ICBP dengan target harga yang berbeda-beda. BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga Rp 13.000 per saham, Sinarmas Sekuritas Rp 13.500 per saham, dan NH Korindo Rp 13.600 per saham.
BRI Danareksa Sekuritas menyukai ICBP karena mempunyai produk yang terdiversifikasi dan volume penjualan yang stabil dengan valuasi yang atraktif. Sebagaimana diketahui, segmen produk ICBP terdiri dari mi instan, dairy, makanan ringan, minuman, makanan bernutrisi dan spesial, serta bumbu masakan.
Sementara itu, NH Korindo Sekuritas menyatakan, risiko utama dari rekomendasi ini adalah depresiasi mata uang rupiah, kenaikan harga bahan baku, dan penurunan permintaan produk. Pada perdagangan Kamis (6/12), harga ICBP turun 0,23% ke ke Rp 10.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News