kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Terdampak Kenaikan Suku Bunga BI, Simak Rekomendasi Saham Konstruksi Berikut


Minggu, 05 Mei 2024 / 21:08 WIB
Terdampak Kenaikan Suku Bunga BI, Simak Rekomendasi Saham Konstruksi Berikut
ILUSTRASI. Papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/4/2024).Emiten Konstruksi Tertekan Imbas Kenaikan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham ACST, ADHI, PTPP, dan BUKK


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan beban-beban material pada sektor konstruksi sehingga dapat menggerus laba emiten konstruksi. Terutama pada saham-saham konstruksi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki utang besar. 

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga menjadi 6,25% pada pertemuan bulan April 2024. Selain itu, suku bunga Deposit Facility naik sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.

Dengan begitu, kenaikan suku bunga dapat berdampak terhadap lonjakan hutang emiten konstruksi karena tingginya beban-beban atas bahan-bahan material yang semakin mahal. 

Berikut rekomendasi saham-saham emiten sektor konstruksi yang dapat dicermati, simak ulasannya: 

Baca Juga: BBRI, GOTO, ADRO hingga MEDC Gelar Aksi Buyback, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis

1. PT Acset Indonusa Tbk (ACST)

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi, kinerja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) pada tahun 2024, berpotensi tumbuh positif seiring perusahaan yang berencana akan melakukan penambahan kegiatan usaha.

Adapun penambahan usaha tersebut meliputi, konstruksi bangunan sipil pertambangan, aktivitas penunjang pertambangan dan penggalian lainnya, serta aktivitas telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri.

Dengan penambahan bisnis di sektor konstruksi pertambangan, Nafan menyebutkan total aset ACST diproyeksikan naik rata-rata sebesar 10,46% pada 2024-2028 dibandingkan tanpa penambahan.

Rekomendasi: Hold

Target Harga: Rp 143 

Baca Juga: Naik 8,69%, Ciputra (CTRA) Catat Pendapatan Rp 2,31 Triliun di Kuartal I-2024

2. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 

Head of Research Ciptadana Sekuritas Arief Budiman memprediksi, kinerja ADHI pada tahun ini masih akan bertumbuh positif seiring dengan laba bersih di kuartal 3/2023 melonjak lebih dari 16 kali lipat secara QoQ dan 7 kali lipat secara YoY menjadi Rp 190,5 miliar.

Hal ini didorong oleh pendapatan yang lebih kuat dan ekspansi marjin secara keseluruhan. 

Sementara untuk pendapatan di kuartal keempat 2023, tumbuh 69% QoQ meskipun turun 6% YoY menjadi Rp8,6 triliun, didorong oleh kinerja yang lebih baik di segmen bisnis konstruksi dan pracetak, yang telah mengalami perputaran yang solid. 

Dengan demikian, laba bersih ADHI pada 2023 naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp 214 miliar. 

Rekomendasi: Buy

Target Harga: Rp 335

Baca Juga: Kompak Raih Pertumbuhan Kinerja, Simak Rekomendasi Saham EXCL, TLKM dan ISAT

3. PT PP Tbk (PTPP) 

PT PP Tbk (PTPP) diproyeksi tetap mencetak kinerja solid di tahun 2024. Dorongan dari pemerintah untuk segera menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) diperkirakan akan menjadi pendukung bagi emiten konstruksi pelat merah tersebut.

Analis Binaartha Sekuritas Revita Dhiah Anggrainy menyebutkan, PTPP juga membukukan laba bersih sebesar Rp 239 miliar selama periode Januari – September 2023. Angka itu naik 70% YoY dan juga melesat sekitar 130% QoQ pada kuartal III-2023.

PTPP masih mampu mengantongi laba bersih saat terjadinya penurunan pendapatan usaha menjadi sebesar Rp 12,22 triliun per September 2023. Jumlah ini melemah sekitar 9,18%yoy dibandingkan posisi bulan September tahun 2022.

Revita melihat, sebagian besar pendapatan disumbangkan oleh PTPP sebagai perusahaan induk. Sedangkan sisanya sebesar berasal dari anak perusahaan yakni PPRE, PPUB, PPRO, serta PPSD. Sementara itu, peningkatan laba bersih PTPP didukung oleh biaya keuangan yang lebih rendah dan peningkatan laba dari usaha patungan.

Rekomendasi: Accumulate

Target Harga: Rp 400 - Rp 450

 

Baca Juga: Dari 4 Emiten BUMN Karya, ADHI dan PTPP Mencatat Kinerja Positif di Kuartal I-2024

4. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK)

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi memproyeksi kinerja BUKK cukup positif di tahun ini, seiring dengan terus berkembangnya sejumlah proyek infrastruktur dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Selain itu, menurut Reza, jika BUKK bisa menghadapi sejumlah tantangan seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terjadi saat ini, maka perseroan bertonsi untuk terus tumbuh positif di 2024. 

Emiten milik Jusuf Kalla tersebut, juga telah mencatat laba bersih sebesar Rp 690,83 miliar sepanjang tahun 2023. Angka tersebut naik 53,3% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp450,5 miliar.

Sedangkan untuk laba per saham naik ke level Rp262 per lembar pada akhir tahun 2023. Angka tersebut juga mengalami kenaikan dari tahun lalu yang sebesar Rp171 per lembar saham.

Mengutip laporan keuangannya, capaian laba tersebut berasal dari kontrak konstruksi dan non-konstruksi sebesar Rp 5,75 triliun pada tahun 2023. Capaian tersebut naik 32,1% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp4,146 triliun.

Rekomendasi: Hold

Target Harga: Rp 1.040

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×