kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak corona, Ciputra Development (CTRA) proyeksi recurring income anjlok


Senin, 18 Mei 2020 / 12:04 WIB
Terdampak corona, Ciputra Development (CTRA) proyeksi recurring income anjlok


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memprediksi kuartal II-2020 merupakan waktu yang tidak bersahabat bagi sektor properti. Penyebaran virus corona atawa Covid-19 yang membuat pemerintah menerapkan pembatasan sosial turut menekan sektor properti. 

Direktur Independen Ciputra Tulus Santoso mengatakan, pada kuartal kedua penjualan perusahaan diperkirakan lesu, Namun, tekanan yang paling terdampak dari segmen pendapatan berulang (recurring income) atau pendapatan sewa seperti perhotelan dan mall. 

Hal tersebut sebenarnya sudah mulai terasa pada kuartal I-2020. Di mana pada periode Januari-Maret 2020, pendapatan sewa CTRA , anggota indeks Kompas100 ini, turun 0,16% menjadi Rp 343,9 miliar. 

Baca Juga: Jurus Ciputra (CTRA) menggenjot transaksi di tengah pandemi covid-19

"Untungnya kontribusi recurring income CTRA hanya 25%. Kami masih lebih fokus ke residensial," kata Tulus kepada Kontan.co.id, Senin (18/5). 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, CTRA kini mengincar pasar low end dengan harga unit Rp 500 juta ke bawah yang masih banyak diminati. 

Pada konferensi pers virtual pekan lalu, perusahaan properti ini juga mulai melakukan penjualan secara online. Hal itu terbukti ampuh, karena penjualan Citra Maja Raya dalam satu hari sekitar Rp 130 miliar dengan kisaran harga Rp 180 juta - Rp 400 juta. Sementara itu dari CitraGarden Puri Jakarta Barat, CTRA mampu mengantongi Rp 55 miliar. 

Sepanjang kuartal I-2020, pendapatan pra-penjualan (marketing sales) CTRA capai Rp 1,14 triliun dari target Rp 6,7 triliun di akhir tahun. Perolehan tersebut tumbuh 2,7% secara tahunan (yoy) dari Rp 1,11 triliun di 2019.

Di kuartal dua ini, CTRA harus mengejar target marketing sales Rp 1,25 triliun. Namun Tulus masih belum dapat membeberkan perolehan marketing sales hingga saat ini. 

Baca Juga: Laba bersih Ciputra (CTRA) turun 37,3% di kuartal I-2020 menjadi Rp 177,51 miliar

Meski cukup solid, laporan keuangan CTRA di kuartal I-2020 cukup tertekan. Pendapatan perusahaan properti ini tercatat turun 8,48% menjadi Rp 1,51 triliun. Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba bersih CTRA susut 37,3% menjadi Rp 177,51 miliar. 

Pendapatan CTRA susut karena turunnya penjualan rumah hunian dan ruko sebesar 11,23% menjadi Rp 779,76 miliar. Penjualan segmen ini menyumbang 70,2% dari total pendapatan CTRA. Penjualan kapling juga turun 34,2% menjadi Rp 41,24 miliar dan penjualan apartemen anjlok 89,35% menjadi Rp 15,44 miliar. 

Tulus menjelaskan penurunan penjualan tersebut disebabkan kondisi marketing sales pada 2018 yang mengalami tren penurunan dan penjualan apartemen anjlok karena penerapan PSAK 72. Sementara itu laba mengalami penyusutan yang signifikan karena terdampak selisih kurs. 

"Bukan karena Covid-19, tetapi karena tren marketing sales 2 tahun lalu yang memang menurun, yang saat ini baru diakui sebagai pendapatan," jelas dia. 

Sementara itu alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) CTRA diakui belum banyak terserap karena sebagian besar hanya digunakan untuk pelaksanaan konstruksi mall. Tahun ini CTRA menganggarkan capex Rp 1,5 triliun yang direncanakan untuk menambah landbank dan pembangunan tiga mall yaitu Citra Raya Tangerang, CitraLand Surabaya dan Ciputra World Surabaya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×