Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) telah menerbitkan surat utang senilai US$ 300 juta pada 29 April 2021. Surat utang ini memiliki kupon 4,875% per tahun dan jatuh tempo pada 2028.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto menjelaskan penawaran obligasi ini sukses menarik minat banyak investor global. "Dengan nilai pemesanan mencapai US$ 2 miliar yang berarti oversubscribed 6,7 kali," kata dia kepada Kontan, Senin (3/5).
Minarto juga menjelaskan rasio keuangan PWON setelah penerbitan obligasi baru akan tetap terjaga dengan baik bahkan menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi 2020. Adapun di 2021 ini PWON menargetkan rasio utang bersih terhadap ekuitas 1,6%, rasio utang bersih terhadap aset 1,1% dan recurring EBITDA coverage 5,5 kali.
Hal ini sejalan dengan prediksi Moody's yang menyematkan rating Ba2 untuk obligasi global PWON yang diterbitkan ini. Peringkat tersebut disematkan lantaran metrik kredit PWIN dinilai cukup kuat dan memiliki likuiditas yang sangat bagus didukung oleh pendapatan yang seimbang antara bisnis pengembangan properti dan investasi properti.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) telah menerbitkan surat utang US$ 300 juta
Moody's memprediksi profil kredit PWON akan tetap kuat di 2021 dan 2022. Di tahun ini recurring EBITDA coverage diprediksi sekitar 5,5 kali dan di 2022 sebesar 7,5 kali.
Di 2020, rasio utang bersih terhadap ekuitas PWON tercatat sebesar 6%, rasio utang bersih terhadap aset 4% dan recurring EBITDA coverage 4 kali.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan usai menerbitkan obligasi global ini, kondisi keuangan PWON masih sangat baik karena 83% dari nilai tersebut hanya untuk refinancing utang lama. "Dan posisi net gearing PWON hanya 10% jauh lebih baik dibanding peers di industri," imbuh Joey.
Dus, Joey merekomendasikan beli untuk saham PWON dengan target harga Rp 640. Pada perdagangan Senin (3/5) saham PWON ditutup menguat 1,89% ke level Rp 540 per saham.
Baca Juga: CTRA dan PWON menyambut insentif ritel dan pusat perbelanjaan dari pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News