kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.066   81,71   1,17%
  • KOMPAS100 1.058   17,53   1,69%
  • LQ45 832   15,02   1,84%
  • ISSI 214   1,26   0,59%
  • IDX30 424   8,30   1,99%
  • IDXHIDIV20 511   9,19   1,83%
  • IDX80 121   1,97   1,66%
  • IDXV30 125   0,64   0,51%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

Terbitkan global bond, waspadai kenaikan beban bunga


Kamis, 11 Januari 2018 / 20:43 WIB
Terbitkan global bond, waspadai kenaikan beban bunga
ILUSTRASI. Ilustrasi Obligasi


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski baru memasuki tahun 2018, sejumlah emiten sudah mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi global. Beberapa bahkan sudah mengumumkan rencana ini sejak akhir tahun lalu.

Misalnya, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang berencana menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$ 300 juta. Kedua emiten ini berencana menggunakan dana hasil penerbitan global bond tersebut untuk merestrukturisasi utang perusahaan serta anak usahanya.

Perusahaan BUMN pun turut menyuarakan niatnya untuk menerbitkan global bond. Diantaranya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang akan menerbitkan global bond sebesar US$ 750 juta untuk keperluan refinancing, serta PT PLN. Bedanya, PLN akan menerbitkan global bond berdenominasi rupiah alias Komodo Bond senilai Rp 20 triliun di tahun ini.

VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere melihat, prospek penerbitan global bond bagi emiten Indonesia bakal positif di tahun ini. Kenaikan peringkat utang Indonesia jadi salah satu katalisnya.

Seperti diketahui sebelumnya, pada Desember 2017 lalu Fitch Ratings meningkatkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Hal ini tentunya memberikan dampak positif, tak hanya bagi perekonomian Indonesia namun juga kepada para emiten.

"Kenaikan peringkat ini berpotensi membuat kupon global bond yang akan diterbitkan nanti jadi lebih rendah dibanding global bond yang sudah terbit sebelumnya," ujar Nico kepada KONTAN, Kamis (11/1).

Meski begitu, emiten harus tetap waspada di tahun ini. Pasalnya, Nico khawatir The Federal Reserve (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunganya di tahun ini yang bisa memberikan dampak bagi suku bunga acuan negara-negara lain.

Kenaikan suku bunga itu juga memberikan dampak pada kupon obligasi. Sehingga ada kemungkinan emiten bakal menanggung beban bunga yang lebih besar jika suku bunga The Fed dan negara-negara lain ikut naik.

Terkait penyerapan obligasi di tahun ini, Nico menilai hal tersebut akan sangat bergantung pada kebijakan moneter dari negara-negara maju seperti Eropa, Inggris, AS, dan Jepang. "Jika terjadi pengetatan kebijakan moneter, likuiditas di pasar obligasi akan menurun. Ini bisa ikut membuat suku bunga naik dan harga obligasi menjadi lebih rendah," paparnya.

Kondisi pasar obligasi yang bullish pada 2017 lalu nampaknya akan berakhir di tahun ini. Selain karena pengetatan kebijakan moneter, upaya The Fed untuk mengurangi jumlah obligasi yang dimilikinya berdampak pada kondisi pasar obligasi di tahun ini.

Untuk itu, Nico mengimbau agar emiten menerbitkan global bond sesegera mungkin. Tujuannya agar mereka tak harus menanggung beban bunga yang lebih besar sekaligus agar obligasi yang mereka terbitkan bisa terserap secara maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×