Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga tembaga kembali naik. Spekulasi mengenai rencana bank sentral dunia menggulirkan stimulus demi menggenjot ekonomi global, meningkatkan permintaan logam.
Kontrak pengiriman tembaga untuk tiga bulan mendatang, di Bursa London Metal Exchange (LME), Jumat (15/6), naik 0,40% dari hari sebelumnya, menjadi US$ 7.420 per ton. Jika dihitung dari harga terendahnya sepanjang 2012, yaitu US$ 7.295 per ton, harga tembaga, kemarin, telah menguat 1,71%.
Analis Asia Kaptalindo Futures, Kiwoyo Ady Joe mengatakan, pekan ini, investor sedang menunggu hasil pemilihan anggota parlemen di Yunani. Jadwal lain yang bisa mempengaruhi harga tembaga adalah konferensi G20, rapat Federal Open Market Committee (FOMC), dan penerbitan data manufaktur China.
Menjelang pemilu Yunani, semua negara sudah siap dengan hasilnya. Dia memprediksi, apabila Yunani keluar dari zona euro, maka pasar akan sangat bergejolak. Walau kemungkinan Yunani untuk keluar dari zona euro, terbilang mini.
Analis Harvest International Futures, Ibrahim, menambahkan, penguatan harga tembaga saat ini, merupakan hal yang wajar. Alasan dia, pasar diselimuti euforia stimulus untuk AS dan Eropa, setelah pertumbuhan ekonomi di kawasan itu melambat.
FOMC yang digelar 20 Juni mendatang, akan menentukan apakah AS akan melanjutkan paket stimulus, atau tidak. “Sentimen positif yang bisa mempengaruhi harga komoditas adalah digelontorkannya stimulus,” katanya. Jika The Fed memberikan stimulus, imbasnya akan terasa hingga Eropa dan Asia.
Pekan depan, Kiswoyo memeprediksi harga tembaga masih dalam posisi sideway. Namun, secara tekhnikal, harga tembaga berpotensi naik, jika merujuk ke Moving Average Convergence-Divergence (MACD) yang menunjukkan arah ke bawah. "Harga tembaga pekan ini diprediksi bergerak di level US$ 7.400 per ton hingga US$ 7.500 per ton," kata Kiswoyo.
Berdasarkan indikator bollinger bold, 80% mendekati ke tengah yang mengindikasikan adanya kenaikan harga. Dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan 70% ke arah positif, maka ada indikasi harga tembaga akan naik.
Namun Ibrahim memprediksi, andai naik, penguatan tembaga akan terbatas, sebelum akhirnya turun kembali. Sebab, data ekonomi yang tidak menggembirakan dari AS, China, dan Eropa masih akan mewarnai sentimen di pasar komoditas. “Pekan depan, tembaga berada di support 7.348 dan resistance 7.451,” ujar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News