kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tensi perang dagang yang memanas masih membebani bursa saham AS


Kamis, 02 Agustus 2018 / 22:41 WIB
Tensi perang dagang yang memanas masih membebani bursa saham AS
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang makin tinggi masih menjadi momok investor di bursa saham AS. Sentimen perang dagang tersebut membebani perdagangan di bursa Wall Street.

Alhasil, indeks bursa saham AS melorot di awal perdagangan, Kamis (2/8). Hingga pukul 21.54 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average turun 131,61 poin atau 0,52% ke posisi 25.202,21. Indeks S & P 500 juga melorot 9,43 poin atau sebesar 0,34% menjadi 2.803,93, sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 13,06 poin (0,17%) ke level 7.694,22.

"Pasar secara substansial lebih lemah karena investor ketakutan atas perkembangan terbaru dalam pertempuran perdagangan," kata Andre Bakhos, Managing Director New Vines Capital LLC di Bernardsville, New Jersey seperti dilansir Reuters.

Bakhos mengatakan, data-data ekonomi AS memang membaik. Begitu pula pasar tenaga AS masih kuat. Namun sentimen itu belum cukup kuat meredam kekhawatiran soal perang dagang. "Perang dagang menciptakan turbulensi bagi investor. Perdagangan saham diperkirakan akan berombak, mudah berubah dan dapat dengan mudah mengubah arah," imbuhnya.

Presiden AS Donald Trump kembali memancing konflik lebih tajam dengan China soal perdagangan. Trump mengusulkan tarif impor 25% atas barang dari China senilai US$ 200 miliar. Tarif impor tersebut lebih tinggi dari rencana semula yakni 10%.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan Trump mengusulkan kenaikan tarif impor karena China menolak untuk memenuhi tuntutan Washington dan telah memberlakukan tarif pembalasan atas barang-barang AS.

China tak kalah gertak dan menyatakan siap membalas kebijakan AS. China menyatakan, ancaman terbaru AS untuk menaikkan tarif impor tidak akan berhasil memaksa konsesi dari China.

"China sepenuhnya siap dan harus membalas membela martabat bangsa dan kepentingan rakyat,membela perdagangan bebas dan sistem multilateral, dan membela kepentingan bersama semua negara,” demikian pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok seperti dikutip Bloomberg.

Namun, China tetap membuka pintu untuk memulai kembali negosiasi dengan AS. “China secara konsisten menganjurkan menyelesaikan perbedaan melalui dialog, tetapi hanya pada kondisi yang kita perlakukan masing-masing lainnya sama dan menghormati kata-kata kami,” tulis Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×