kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tengok Rekomendasi Saham Emiten Properti Usai Insentif PPN DTP 100% Habis Bulan Ini


Kamis, 27 Juni 2024 / 06:37 WIB
Tengok Rekomendasi Saham Emiten Properti Usai Insentif PPN DTP 100% Habis Bulan Ini
ILUSTRASI. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% akan berakhir pada 30 Juni 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti harus berupaya keras mendongkrak penjualan di tahun ini. Ini karena program insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% akan berakhir pada 30 Juni 2024.

Berakhirnya insentif PPN DTP ini akan mempengaruhi kinerja sejumlah emiten properti di sisa tahun ini.

Asal tahu saja, pemberian insentif PPN DTP ditujukan untuk pembelian rumah Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar. 

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak untuk memperoleh insentif PPN DTP. Yakni harga jual maksimal Rp 5 miliar dan rumah harus keadaan baru yang diserahkan dalam kondisi siap huni. 

Apabila penyerahan dilakukan mulai November 2023 hingga 30 Juni 2024, maka besaran PPN DTP yang diberikan sebesar 100% dari PPN yang terutang dari bagian dasar pengenaan pajak (DPP) hingga Rp 2 miliar dengan harga jual maksimal Rp 5 miliar.  

Setelahnya, PPN DTP hanya berlaku 50% pada periode Juli sampai Desember 2024.

Baca Juga: Properti Diprediksi Booming Tahun 2026-2029, Syaratnya KPR Tumbuh Jauh di Atas 15%

Sejumlah emiten pun sudah menghitung-hitung penjualan mereka yang terkerek dari insentif ini. Misalnya, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) telah mencatatkan marketing sales sebesar Rp 600 miliar dari penjualan aset yang berasal dari insentif PPN DTP.

Presiden Direktur Metropolitan Land, Anhar Sudradjat mengatakan, hingga bulan Mei 2024, marketing sales sebesar Rp 700 miliar atau 37% dari target 2024.  

“Pendapatan tersebut disumbang dari penjualan properti sebesar Rp 474 miliar dan pendapatan berulang sebesar Rp 226 miliar,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Anhar, insentif PPN DTP merupakan salah satu faktor pendorong penjualan properti Perseroan. Sejak awal program di November 2023 hingga April 2024, penjualan marketing yang berasal dari program PPN DTP mencapai sekitar Rp 600 miliar atau 64%, naik dari periode sebelumnya.  

“Metland Cikarang, Metland Cibitung dan Metland Cileungsi merupakan proyek yang menikmati banyak penjualan dari program PPN DTP,” ungkapnya.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengakui penjualan aset hunian sangat terbantu dari PPN DTP. Apalagi, aset hunian merupakan aset unggulan dari CTRA.

Direktur Ciputra Development, Harun Hajadi mengakui, pihaknya sangat terbantu dengan insentif PPN DTP. Dengan berkurangnya porsi diskon yang diberikan Pemerintah, kemungkinan penjualan CTRA akan berkurang. 

CTRA juga akan kembali menanggung PPN bangunan yang sebelumnya ditanggung pemerintah. 

“Tapi kami tidak memproyeksikan berapa besaran penurunannya. Kami tetap optimistis prapenjualan dan penjualan tetap naik dari tipe lain,” ujarnya saat ditemui usai paparan publik RUPST CTRA Tahun Buku 2023 di Jakarta, Rabu (19/6).

Baca Juga: Toreh Rekor Tertinggi, Marketing Sales Ciputra (CTRA) Tembus Rp 10,2 Triliun

Secara historis, CTRA mencatatkan presales dari PPN DTP Rp 1,98 triliun di tahun 2021. Presales secara keseluruhan di tahun 2021 sebesar Rp 7,42 triliun. 

Per tahun 2022, presales dari PPN DTP sebesar Rp 1,28 triliun. Presales secara keseluruhan Rp 8,24 triliun di tahun 2022. 

Pada tahun 2023, presales dari PPN DTP tercatat Rp 769 miliar. Presales secara keseluruhan Rp 10,24 triliun di tahun lalu. 

Sementara, presales dari PPN DTP tercatat Rp 1,10 triliun per kuartal I 2024. Secara keseluruhan, presales CTRA sebesar Rp 3,32 triliun per Maret 2024.

Setali tiga uang, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menilai insentif PPN DTP mampu meningkatkan daya beli aset properti. Alhasil, kebijakan ini mampu memicu membaiknya penjualan hunian SMRA. 

Corporate Secretary Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan, pencapaian penjualan SMRA dari PPN DTP per 31 Mei 2024 adalah sebesar Rp 1,3 triliun. 

Menurut hitungan SMRA, potensi pendapatan yang bisa dikantongi SMRA dari aset yang ikut serta insentif PPN DTP sekitar Rp 2 triliun hingga akhir tahun 2024.

“Sampai Desember 2024, kami masih ada stok siap huni sekitar Rp 700 miliar – Rp 1 triliun untuk kami ikut sertakan dalam penjualan dengan fasilitas PPN DTP,” ujarnya dalam paparan publik RUPST SMRA Tahun Buku 2023, Kamis (20/6).

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda melihat, insentif PPN DTP memberikan dampak positif terhadap kinerja emiten properti. Hal itu terlihat dari peningkatan penjualan rumah serta peningkatan laba. 

“Dampak dari insentif PPN DTP ini cukup signifikan dalam membantu penjualan dan marketing sales emiten properti,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/6).

Baca Juga: PPN DTP 100% Selesai Akhir Juni, Simak Rekomendasi Saham SMRA

Vicky mengatakan, CTRA memiliki kinerja penjualan hunian yang baik dengan katalis dari insentif PPN DTP. Berdasarkan kuartal I 2024, CTRA mencatatkan pendapatan prapenjualan alias marketing sales paling tinggi, yaitu sebesar Rp 3,3 triliun. Ini setara dengan 30% dari target marketing sales BSDE di tahun 2024.

“Kemudian diikuti oleh BSDE yang marketing sales-nya terpenuhi sebesar 23% dari target tahun 2024 dan SMRA sebesar 22%,” ungkapnya.

Menurut Vicky, berakhirnya insentif PPN DTP 100% ini dikhawatirkan dapat membawa sentimen negatif bagi emiten properti. Apalagi, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunganya di 6,25%, sehingga dapat menurunkan penjualan dan marketing sales. 

Adapun sentimen positif yang dapat membantu kinerja para emiten properti di antaranya adalah permintaan properti yang stabil, penawaran produk yang beragam dan menarik bagi konsumen, serta adanya aset pendapatan berulang. 

“Aset pendapatan berulang dapat menjadi unggulan di masa-masa saat ini,” katanya.

Vicky pun merekomendasikan buy on weakness untuk saham SMRA dan CTRA dengan target harga masing-masing Rp 520 per saham dan Rp 1.145 per saham.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, insentif PPN DTP memiliki dampak yang besar, karena bisa membuat beban untuk para konsumen berkurang di saat era suku bunga tinggi. 

“Emiten properti yang terkena sentimen positif dari insentif ini adalah yang banyak menjual rumah tapak, seperti BSDE dan CTRA,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/6).

Menurut Andhika, insentif PPN DTP adalah bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat untuk meringankan beban biaya pembelian rumah sebagai respons bantuan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Dengan berakhirnya insentif ini, maka akan berpeluang untuk menurunkan marketing sales, karena daya beli properti masyarakat berkurang,” paparnya.

Andhika merekomendasikan buy on weakness untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.230 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×