Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pemilu Amerika Serikat (AS) jadi penentu arah pergerakan harga berbagai instrumen investasi. Seperti apa proyeksi pengaruh sentimen tersebut pada pergerakan emas dan pasar obligasi?
Sebelumnya, kedua instrumen tersebut menjadi instrumen investasi dengan kinerja paling unggul. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan hingga Oktober harga emas spot naik 23% secara year to date (ytd). Sementara, emas logam mulia Antam naik 15% ytd.
Menyusul, kinerja aset obligasi yang tercermin dalam Indobex Government Total Return memberikan imbal hasil 10% ytd dan Indobex Corporate Total Return memberikan imbal hasil 8% ytd.
Baca Juga: Pemilu AS mewarnai pergerakan IHSG awal November
Direktur IndoSterling AM Fitzgerald Stevan Purba mengatakan kenaikan harga emas yang unggul berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Di tengah kondisi ini, investor cenderung memilih emas daripada instrumen investasi lainnya yang memiliki risiko lebih tinggi saat ketidakpastian masih akan terus berlangsung.
Apalagi, ketidakpastian ekonomi juga datang dari hasil pemilu Amerika Serikat (AS). Stevan melihat kemenangan Trump akan menimbulkan ketidakpastian.
"Kebijakan pemulihan ekonomi Trump berpotensi bawa ketidakpastian mengingat kubu Republikan pengusung Trump tidak memiliki jumlah mayoritas di pemerintahan selanjutnya," kata Stevan.
Sebaliknya, kemenangan Joe Biden membuat investor bisa kembali berharap pada normalitas politik dan birokrasi pemerintahan AS.
Pelaku pasar juga memandang Biden lebih mudah menetapkan stimulus karena didukung kubu Demokrat yang memiliki posisi mayoritas di pemerintahan.
"Sentimen kemenangan Biden dipandang sangat favorable bagi invetsor dalam jangka pendek maupun menengah," kata Stevan.
Sementara, Susanto Chandra, Chief Investment Officer Kisi Asset Management mengatakan investor perlu mencermati perkembangan hasil pemilu AS terhadap pasar obligasi.