kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tengah hari, harga emas spot menguat 0,2% ke US$ 1.990 per ons troi


Selasa, 18 Agustus 2020 / 12:36 WIB
Tengah hari, harga emas spot menguat 0,2% ke US$ 1.990 per ons troi
ILUSTRASI. Harga emas spot menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas memperpanjang penguatan dan sedikit lebih dekat ke level US$ 2.000 per ons troi. Penguatan harga si kuning terbentuk berkat pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS) serta fokus investor kepada risalah dari Federal Reserve AS yang akan dirilis pekan ini. 

Mengutip Reuters, Selasa (18/8) pukul 11.30 WIB, harga emas spot emas naik 0,2% menjadi US$ 1.990,13 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka AS naik tipis 0,1% menjadi US$ 1.999,70 per ons troi. 

Harga logam mulia telah melonjak di awal pekan ini setelah terdorong langkah Warren Buffett's Berkshire Hathaway yang membeli saham di penambang emas besar Barrick Gold Corp dan keluar dari US Treasury. 

Sokongan bagi safe haven ini kian bertambah setelah indeks dolar kembali melemah 0,2%. Harga emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lain.

Kini investor pun masih menanti risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve, yang dijadwalkan di rilis pada hari Rabu. 

Baca Juga: Harga minyak mentah kembali melemah terseret kekhawatiran pelemahan ekonomi

"FOMC akan memegang kunci plus $ 2.000," kata Stephen Innes, Chief Market Strategist AxiCorp.

"Pedagang mendapatkan tendangan terakhir sambil menanti risalah FOMC di mana pandangan Fed untuk membicarakan YCC (yields curve control) atau menargetkan inflasi yang buruk untuk dolar AS dan bagus untuk emas," lanjut Innes. 

Stimulus global besar-besaran untuk memerangi pandemi COVID-19, memicu kekhawatiran inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah membantu emas naik lebih dari 31% tahun ini.

Sementara permintaan perhiasan cenderung melemah tetap menjadi risiko bagi harga emas dan mempertahankan harga tinggi
emas," kata analis Phillip Futures dalam sebuah catatan.

Hasil yang lebih rendah dan suku bunga menurunkan peluang biaya memegang aset yang tidak menghasilkan seperti emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×