kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.469   31,00   0,20%
  • IDX 7.724   -10,91   -0,14%
  • KOMPAS100 1.201   -0,63   -0,05%
  • LQ45 959   0,26   0,03%
  • ISSI 232   -0,50   -0,21%
  • IDX30 492   -0,06   -0,01%
  • IDXHIDIV20 592   0,92   0,16%
  • IDX80 137   -0,08   -0,06%
  • IDXV30 143   0,06   0,04%
  • IDXQ30 164   0,05   0,03%

Tembus Rp 15.800, Rupiah Menanti Isyarat dari Pertemuan The Fed Bulan Januari 2024


Jumat, 26 Januari 2024 / 22:22 WIB
Tembus Rp 15.800, Rupiah Menanti Isyarat dari Pertemuan The Fed Bulan Januari 2024
ILUSTRASI. Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,08% menjadi Rp 15.418 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (28/12). Sementara berdasarkan Jisdor Bank Indonesia, rupiah melemah tipis 0,01% ke Rp 15.416 dari Rp 15.414 pada perdagangan hari sebelumnya. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah tampil mengecewakan belakangan ini, hingga menembus level Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah di akhir pekan ini terpantau ditutup melemah sekitar 1,34% secara mingguan ke level Rp 15.825 per dolar AS, Jumat (26/1).

Research And Development PT. Handal Semesta Berjangka, Alwy Assegaf mencermati, rupiah sebenarnya tidak bisa berbuat banyak.

Pasalnya, tekanan memang sangat besar dari dolar AS yang terus melaju berkat dukungan data-data ekonomi terkini.

Baca Juga: Rupiah Melemah 1,34% dalam Sepekan Hingga Tembus Rp 15.800 per Dolar AS

Alwi menjelaskan, Indeks Dolar AS (DXY) sendiri terlihat baru-baru ini mencapai level tertinggi 6 minggu.

Ini dipicu sentimen yang menguatkan aset safe haven seperti dolar AS dan ekspektasi The Fed memangkas suku bunga di awal tahun ini yang perlahan memudar.

Data-data ekonomi Amerika terakhir menunjukkan lapangan kerja dan inflasi mulai naik lagi. Kemudian data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2023 yang meningkat 3,3%, masih berada diatas ekspektasi pasar sekitar 2%

“Data ekonomi AS menguatkan pandangan bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga di bulan Maret 2024, seperti yang diinginkan pasar sebelumnya,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (26/1).

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis ke Rp 15.825 Per Dolar AS Pada Hari Ini (26/1)

Alwi menyebutkan, ekspektasi pasar menurun yang tercermin dari probabilitas The Fed menurunkan suku bunga berada di bawah 50% atau tepatnya 48,1% berdasarkan laporan CME Fedwatch.

Di samping itu, penguatan dolar AS berkat dorongan dari kenaikan Yield US Treasury tenor 10 tahun yang berada di atas 4%.

Kondisi tingginya Yield obligasi dapat menarik lebih banyak dana investasi ke negara tersebut, yang berdampak pada penguatan dolar AS.




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×