Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
Itu merupakan level tertingginya sejak November 2015 lalu. "Tidak banyak keuntungan bagi harga tembaga saat ini. Apalagi USD terhitung sedang menguat karena data positif," tambah Ibrahim.
Memang beberapa waktu terakhir data ekonomi AS memuaskan pelaku pasar. Hasilnya pasar kembali optimis peluang kenaikan suku bunga The Fed tahun ini tetap terjadi meski hanya sekali.
Berkaca dari hal ini, Ibrahim mengarahkan prediksinya pada kejatuhan harga tembaga yang akan berlanjut. Nyaris tidak ada faktor yang bisa menopang pergerakan harga tembaga untuk jangka pendek. Kalaupun menguat, itu hanya rebound sesaat dari aksi pasar yang memanfaatkan rendahnya harga jual saat ini untuk bargain hunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News