kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga menguat tipis sepanjang tahun ini


Senin, 06 Juni 2016 / 17:08 WIB
Tembaga menguat tipis sepanjang tahun ini


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga sepanjang tahun ini belum dapat dinilai positif meski mampu menguat tipis. Resiko pelemahan tembaga masih terbuka lebar di tengah ancaman permintaan dan kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip Bloomberg, Senin (6/6) pukul 14.28 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 1,1% ke level US$ 4.739,5 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Sepanjang tahun ini, harga tembaga menguat tipis 0,73%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim memaparkan, harga tembaga bergerak cukup fluktuatif sepanjang tahun ini. Pada awal tahun, tembaga tertekan oleh menguatnya dollar AS setelah The Fed menaikkan suku bunga Desember lalu.

Di saat yang sama, ekonomi China sebagai konsumen tembaga terbesar di dunia semakin mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan jatuhnya bursa saham China dan adanya pelemahan mata uang yuan. "Ekonomi China mengalami penurunan sehingga membuat permintaan tembaga lemah," tuturnya.

Kondisi manufaktur China mengalami kontraksi dalam lima bulan berturut - turut pada bulan Januari lalu. Sementara manufaktur Eropa masih stagnan. Tembaga akhirnya tenggelam ke level terendah sejak 2009 yakni di US$ 4.331 per metrik ton pada 15 Januari.

Secara perlahan harga tembaga kembali menemukan tenaga. Tembaga bergerak menguat seiring dengan menipisnya kenaikan suku bunga The Fed pada kuartal pertama tahun ini. The Fed merevisi outlook kenaikan suku bunga dari empat kali menjadi dua kali lantaran mempertimbangkan kondisi ekonomi global. Level tertinggi tembaga tahun ini yakni US$ 5.069,5 per metrik ton tercapai pada 17 Maret.

Pergerakan tembaga saat ini memang mendapat katalis positif setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) bulan Mei mengecewakan. Namun Ibrahim melihat tembaga tahun ini berpeluang melemah.

Sebab, masalah ekonomi China hingga belum terselesaikan meski pemerintah berulang kali menggelontorkan stimulus. Kondisi ini membawa resiko pada turunnya permintaan tembaga. Selain itu, potensi kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi ancaman bagi tembaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×