kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga berharap pada neraca perdagangan China


Selasa, 12 Januari 2016 / 18:12 WIB
Tembaga berharap pada neraca perdagangan China


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga belum mampu bangkit setelah jatuh dalam empat hari berturut-turut dan mencatat rekor terendah sejak 2009.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/1) pukul 12.51 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange hanya naik tipis 0,1% menjadi US$ 4.389 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

Kenaikan harga tembaga terjadi setelah logam industri ini mencatat level terendah sejak 2009 yakni di US$ 4.387 per metrik ton pada awal pekan ini.

Melemahnya harga tembaga terseret oleh kekhawatiran ekonomi China. Quincy M. Krosby, seorang ahli strategi pasar pada Prudential Financial Inc. menyatakan, depresiasi yuan akan membuat mata uang dollar AS memiliki kekuatan lebih besar sehingga negatif bagi harga komoditas.

“Inti yang mendasari masalah pelemahan komoditas adalah pemikiran ekonomi China akan lebih buruk dari perkiraan. Akan ada banyak pertanyaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dengan permintaan tembaga dan pasar tidak menyukai ketidakpastian,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.

Produksi tembaga di tahun 2015 berada sekitar 342.000 metrik ton lebih tinggi dari permintaan. Ini menunjukkan kekenyangan pasokan paling tinggi sejak 2012. Menurut Bank of America, kelebihan pasokan akan terus terjadi setidaknya hingga 2 tahun ke depan.

Meski demikian, masih ada harapan katalis positif yang dapat mengangkat harga tembaga dalam jangka pendek, yakni data neraca perdagangan China yang dirilis Rabu (13/1). “Apabila nilai impor China naik tetapi neraca tetap surplus maka itu akan direspon posiitif pelaku pasar,” ujar Pengamat Komoditas, Andri Hardianto.

Namun untuk prospek jangka panjang, Andri melihat pasar komoditas logam baik industri maupun logam mulia masih akan bearish hingga kuartal kedua tahun ini. Faktor melambatnya ekonomi China serta kenaikan suku bunga The Fed secara bertahap akan terus membayangi harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×