kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga belum naik signifikan pasca longsor


Selasa, 09 Mei 2017 / 22:32 WIB
Tembaga belum naik signifikan pasca longsor


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga belum menunjukkan kenaikan signifikan setelah terjatuh ke level terendah empat bulan. Kekhawatiran akan permintaan masih membayangi laju harga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/5) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik tipis 0,2% ke level US$ 5.495,5 per metrik ton pada pukul 11.13 waktu Shanghai. Harga tembaga sempat jatuh ke level terendah sejak 23 Desember 2016 di US$ 5.486 pada Senin (8/5).

Harga tembaga mendapat tekanan dari sisi permintaan, sementara ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed masih belum sepenuhnya tercermin dalam pergerakan harga.

"Tetapi, karena dukungan dari sisi pasokan, penahan harga tembaga untuk jatuh lebih dalam cenderung kuat," kata Huatai Futures dalam sebuah catatan, seperti dikutip Bloomberg.

Penurunan impor tembaga China membuat harga tembaga jatuh pada awal pekan ini. Impor tembaga China pada bulan April turun 30% menjadi 300.000 metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Angka tersebut sekaligus level terendah sejak Oktober 2016.

Meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek permintaan telah membuat tembaga melemah selama tiga bulan beruntun. Padahal, harga tembaga sempat mencatat kenaikan bulanan tertinggi sejak 2012 pada Januari lalu.

China sebagai konsumen logam industri terbesar di dunia menambah penjualan lantaran dipicu oleh tingginya pasokan dalam negeri.

"China adalah mesin yang menggerakkan harga tembaga saat ini," kata Peter Thomas, seorang Senior Vice Presiden di perusahaan pialang berbasis Chicago, Zaner Group.

Sementara data perdagangan China menunjukkan bahwa negara tersebut akan mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini, tetapi dukungan utama bukan berasal dari sektor industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×