Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan laporan keuangan 2024, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membukukan laba bersih sebesar Rp 23,64 triliun. Turun 3,71% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara pendapatan TLKM masih tumbuh 0,5% yoy menjadi Rp 149,96 triliun. Di tahun sebelumnya, Telkom meraup pendapatan sebesar Rp 149,21 triliun.
Langkah efisiensi TLKM sudah terlihat. Tercatat pertumbuhan kinerja keuangan kuartalan 2,2% secara kuartalan atau qoq menjadi Rp 37,7 triliun. Laba bersih meningkat sebesar 1% qoq menjadi Rp 6 triliun.
Menurut analis Trimegah Sekuritas, Sabrina, kinerja keuangan Telkom ini terbilang cukup baik saat industri telekomunikasi nasional tengah menghadapi tantangan.
Penyebabnya, kenaikan volatilitas global karena geopolitik dan meningkatnya dinamika persaingan industri telekomunikasi akibat maraknya layanan over the top (OTT) global yang beroperasi di Indonesia.
“Telkomsel masih menjadi penyumbang terbesar kinerja keuangan Telkom. Kontribusi Telkomsel lebih dari 70%. Hingga saat ini Telkomsel masih mempertahankan dominasi pasar dengan pangsa pendapatan tertinggi di 2024,” terang Sabrina, dalam riset 21 April 2025.
Hingga akhir tahun 2024, Telkomsel masih mampu mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi Indonesia dengan menjaga pangsa pasar pendapatan seluleri mencapai 51,8%.
Berdasarkan data dari laporan keuangan keuangan pangsa pasar laba bersih Telkomsel pada industri telekomunikasi tanah air mencapai 75,6% pada tahun 2024.
Baca Juga: Aksi Borong Asing di TLKM Dorong Penguatan Harga, Blackrock Ikut Ambil Bagian
Segmen seluler Telkomsel masih memberikan kontribusi cukup besar. Pemakaian rata-rata pelanggan (ARPU) seluler gabungan pada kuartal IV 2024 meningkat menjadi Rp 44.000 tiumbuh 2% qoq. Sementara total pelanggan Telkomsel meningkat menjadi 159,4 juta, bertambah 0,6% qoq. Pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9%.
Sabrina mencatat, ARPU IndiHome B2C pada kuartal IV 2024 mencapai Rp 233.000. Lalu penambahan sekitar 1 juta pelanggan IndiHome B2C di tahun 2024 menjadi 9,6 juta. Tumbuh 2,5% qoq.
“Saya melihat pendapatan IndiHome B2C meningkat menjadi Rp 6,8 triliun, tumbuh 1,8% qoq arau 101,2% yoy. Keberhasilan ini membuktikan keberhasilan implementasi fixed mobile convergence (FMC) Telkomsel. Telkomsel dapat memberikan penawaran harga gabungan antara selular dan FTTH sebagai bagian dari implementasi strategi FMC”, terang Sabrina.
Sementara Senior Market Analyst Mirae Asset Sekurita,s Nafan Aji Gustamerekomendasikan accumulative buy TLKM dengan support di Rp 2.050. Sementara target harga TLKM berada di level Rp 3.410 per saham.
Selanjutnya: Robert Kiyosaki Sebut Perak Investasi Terbaik pada 2025: Masih Murah, Potensi Naik 2X
Menarik Dibaca: 64% UMKM Dikelola Perempuan, BCA Dorong Pengembangan Lewat Berbagai Inisiatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News