Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat terhadap berbagai layanan digital seperti video, musik, proteksi privasi, dan lain-lain. Berbagai layanan tersebut tentunya akan mendorong peningkatan rata-rata pemakaian per pelanggan atau average reve ARPU. Hal tersebut menjadi peluang yang menjanjikan di momentum akhir tahun ini.
"Dengan harga yang lebih tinggi, perusahaan berpotensi meningkatkan margin keuntungan dan memperbaiki rasio profitabilitas," ujar Research Analyst Phitraco Sekuritas, Aditya Prayogakepada Kontan.co.id, Selasa (17/12).
Baca Juga: Telkom (TLKM) dan MyRepublic Teken Kerja Sama Layanan Fiber to The Home (FTTH)
Perbaikan ARPU seluler itu itu diharapkan dapat membantu perusahaan mengimbangi tekanan kompetitif yang mengarah pada harga rendah dan margin tipis. Selain itu juga memperkuat posisi finansial perusahaan.
Kemudian, kebijakan yang bertahap ini dapat mengurangi kemungkinan perang harga antara operator telekomunikasi.
"Sebab, dengan tidak melakukan kenaikan harga yang mendalam atau tiba-tiba, TLKM memberi sinyal untuk memperbaiki margin tanpa menimbulkan reaksi harga yang agresif dari pesaing," sebutnya.
Di sisi lain, terdapat potensi penurunan jumlah pelanggan akibat kenaikan tarif. Meski begitu, Aditya menilai langkah tersebut sebagai cara strategis untuk meningkatkan ARPU, yang merupakan indikator utama dalam industri seluler.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas juga menilai kebijakan kenaikan harga secara bertahap merupakan langkah strategis, yang memiliki potensi dampak ganda.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Telkom Indonesia (TLKM) Jelang Nataru
Dijelaskan, di satu sisi, langkah itu dapat mengurangi tekanan persaingan harga yang selama ini cukup ketat di industri telekomunikasi. "Dampak positifnya TLKM margin keuntungan meningkat dan memperbaiki struktur biaya," sebutnya.
Sisi lainnya, dampak perbaikan ARPU bisa saja hilangnya pangsa pasar. "Namun, kami menilai jika kualitas layanan bagus (kekuatan sinyal), maka pelanggan bisa setia meskipun adanya kenaikan harga," tegasnya.
Jika sesuai dengan rencana dan tidak banyak pelanggan yang beralih, maka langkah itu berpotensi mengerek kinerja TLKM ke depannya.
Aditya sependapat bahwa hasil kebijakan tersebut sangat bergantung pada respons pasar dan pesaing utama, yang bisa saja memilih untuk mempertahankan pangsa pasar dengan cara menurunkan harga atau menawarkan promo agresif.
Dia juga tak menampik ada kemungkinan kebijakan ini bisa menyebabkan hilangnya pangsa pasar. Utamanya, jika daya beli pelanggan tertekan akibat kenaikan tarif.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Atur Strategi Hadapi Lonjakan Trafik Nataru, Cek Rekomendasi Sahamnya
"Pelanggan dengan pendapatan lebih rendah mungkin lebih sensitif terhadap harga dan memilih beralih ke operator lain yang lebih terjangkau, meskipun jika Telkomsel dapat menambah nilai melalui layanan tambahan atau pengalaman yang lebih baik, ini bisa membantu mengurangi dampak kehilangan pelanggan," terangnya.
Terlepas dari risiko itu, kedua analis memberikan rating buy TLKM. Phintraco Sekuritas menyematkan target harga Rp 3.440 dan Kiwoom Sekuritas Indonesia di Rp 3.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News