Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Pasalnya, kebutuhan produk industri hilir meningkat dari tahun ke tahun, sehingga permintaannya terus naik secara berkelanjutan. TLDN optimistis kinerja keuangan keseluruhan di 2022 akan tumbuh positif secara tahunan. Perusahaan ini memperkirakan pendapatan naik 20% secara tahunan dan laba bersih naik 20% secara tahunan.
TLDN optimistis kinerja operasional dapat meningkat pada tahun ini. Perusahaan ini memperkirakan produksi tandan buah segar (TBS) tumbuh 10% aecara tahunan dan produksi crude palm oil (CPO) naik 10% secara tahunan.
Untuk itu, TLDN secara konsisten menerapkan praktik agronomi terbaik di kebun dan pabrik pengolahan. TLDN menerapkan pemantauan berbasis internet of things (IoT), data satelit dan remote sensing, serta alat untuk meningkatkan hasil perkebunan di setiap blok, melalui pengoperasian Teladan productivity technology science (TPTS).
Baca Juga: Laba Bersih Teladan Prima Agro (TLDN) Melesat 222,9% di Semester I-2022
Dengan pemanfaatan TPTS ini, diharapkan kinerja operasional TLDN dapat tumbuh positif. Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja keuangan, TLDN berkomitmen menjual dengan harga terbaik.
Sampai September 2022, harga jual rata-rata CPO mencapai Rp 11.566 per kg, meningkat 19,9% secara tahunan. Kemudian, harga jual rata-rata palm kernel (PK) naik 16% di Rp 7.477 per kg.
Di sisi lain, TLDN juga terus berusaha mengelola biaya produksi dengan baik. Meskipun harga bahan baku, terutama pupuk, sempat naik, tetapi emiten ini bisa mencetak kenaikan laba kotor 34% secara tahunan jadi Rp 1,02 triliun, di Januari-September 2022.
Seluruh produk TLDN saat ini dijual di dalam negeri dan belum ada yang diekspor. Beberapa pembeli produk TLDN antara lain Wilmar International Group, Astra Agro Lestari Group, KPN Group dan LG International Group.
Baca Juga: PTPN V Catat Laba Bersih Rp 1,3 Triliun Sepanjang Tahun Lalu
TLDN terbuka untuk memperluas pasar. "Sampai saat ini TLDN masih menelaah potensi dan risiko pasar ekspor, mulai dari tujuan pasar, ketersediaan logistik, persaingan pasar dan regulasi pemerintah," tutur Wishnu.
Emiten yang telah beroperasi sejak tahun 2004 ini hingga saat ini memiliki luas lahan 60.468 ha di Kabupaten Berau dan berkembang ke Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Paser, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Perusahaan ini memiliki standardisasi ISPO dan enam pabrik kelapa sawit. Jumlah kapasitas olah sebesar 310 ton TBS per jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News