Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rupiah kembali menutup pekan ini dengan koreksi. Pasalnya pasar sedang mengantisipasi pidato Janet Yellen pada Sabtu (28/3) dini hari dan rilis data ekonomi AS yang diprediksi kembali positif.
Di pasar spot, Jumat (27/3) posisi rupiah terhadap dollar AS melemah 0,40% ke level Rp 13.070 dibanding hari sebelumnya, namun dalam sepekan terakhir masih melesat 0,41%. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat (27/3) merosot 0,46% di level Rp 13.064. Dalam sepekan terakhir rupiah merangkak tipis 0,08%.
Research and Analyst PT Fortis Asia Futures Sri Wahyudi mengatakan, index USD sudah kembali menguat. Pasalnya, rilis data ekonomi AS menunjang penguatan USD tersebut.
Pada Kamis (26/3) rilis data klaim pengangguran mingguan AS kembali turun di angka 282.000. Angka ini di bawah prediksi dan minggu lalu yakni 291.000. Sehingga sampai Jumat (27/3) pukul 17.43 WIB index USD naik 0,32% ke level 97,75 dibanding hari sebelumnya.
“Penguatan index USD ini menekan posisi rupiah. Apalagi Bank Indonesia bilang hingga level Rp 15.000 itu masih dalam level terkendali,” papar Wahyudi. Hanya BI dan pemerintah harus konsisten dalam paket kebijakan ekonominya. Yang didalamnya termasuk pemberian insentif pajak dan perlindungan produk dalam negeri lewat kebijakan bea anti dumping.
“Intervensi BI dan pemerintah yang bisa menjadi penahan rupiah melemah terbatas,” tambah Wahyudi.
Begitupun pelemahan rupiah ini masih bisa berlanjut hingga Senin (30/3). Pasalnya, rilis data ekonomi GDP AS Februari 2015 diprediksi membaik jadi 2,4% dari hanya 2,2%. Jika data GDP AS benar positif, maka index USD akan kembali melambung.
Belum lagi jika pernyataan The Fed lewat Janet Yellen positif, maka tekanan rupiah untuk koreksi akan semakin besar. Wahyudi menduga, Senin (30/3) rupiah bisa bergerak di antara Rp 13.075 – Rp 13.248.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News