kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tekanan harga CPO hanya sementara


Senin, 01 Februari 2016 / 06:47 WIB
Tekanan harga CPO hanya sementara


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terus turun selama dua hari beruntun. Harga minyak kedelai yang lebih murah dari minyak sawit membuat sebagian konsumen CPO beralih.

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/1) lalu, harga CPO pengiriman April 2016 di Malaysia Derivative Exchange merosot 1,53% ke RM 2.443 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

Selama sepekan terakhir, harga tergerus 0,69%. "Ada faktor penguatan ringgit Malaysia, tentunya hal ini menekan harga CPO," tutur Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo.

Di sisi lain, harga minyak kedelai pun turun tajam. Sepanjang 2015, harga minyak kedelai menukik 16%, sedangkan harga CPO terangkat 9,7%. "Pelaku pasar memilih produk yang lebih murah," jelas Wahyu.

Menjelang perayaan Tahun Baru China kali ini, permintaan minyak sawit mentah masih terlihat biasa saja. Padahal secara historis, permintaan jelang Imlek terhitung tinggi. Ekspor CPO naik Ini sejalan dengan prediksi CIMB Futures yang mengadakan survei terhadap enam traders di China.

Hasil survei menyebut, impor CPO China diprediksi turun 8% sepanjang Januari 2016.

Menurut David Ng, Derivative Specialist Phillip Futures Sdn Bhd di Kuala Lumpur, pelaku pasar akan memanfaatkan harga kedelai yang murah. Pada Desember 2015, permintaan minyak kedelai China naik 6,9% dibanding periode yang sama tahun 2014.

Meski di saat yang sama, impor CPO China naik 9,3%, menyentuh level tertingginya sejak 2012.

Berdasarkan estimasi Malaysia Palm Oil Association, produksi CPO Malaysia periode 1-20 Januari 2016 turun 23% dari periode sama bulan sebelumnya.

Pengamat pasar komoditas Deddy Yusuf Siregar mengatakan, faktor penurunan produksi CPO akan menjadi penggerak kenaikan harga setelah respon terhadap penguatan ringgit usai.

Apalagi, pengurangan produksi selaras dengan kenaikan ekspor CPO. Berdasarkan laporan Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia periode 1–25 Januari 2016 naik dari 232.738 ton menjadi 303.128 ton.

Sedangkan ekspor CPO Indonesia Desember 2015 naik 5,4% dari bulan sebelumnya menjadi 2,5 juta ton. "Selama harga di atas RM 2.100 per metrik ton, tren masih bullish," ujar Deddy.

Secara teknikal, Deddy melihat harga bergulir di bawah moving average (MA) 50, 100 dan 200. Garis MACD di area negatif minus 2 membentuk pola downtrend. RSI level 43 dan stochastic level 33 pun mengarah turun.

Hari ini (1/2), Deddy memperkirakan harga CPO melemah ke kisaran RM 2.380- RM 2.480. Selama sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.340- RM 2.520 per metrik ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×