Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) harap-harap cemas. Target emiten baru yang masuk papan pencatatan melalui penawaran perdana saham (IPO) rada sulit tercapai. Hingga kini, baru ada tujuh perusahaan tambahan yang tengah bersiap.
Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, Kamis (25/9) kemarin, PT Impack Pratama Industri telah menggelar mini expose.
"Mereka berniat melepas 20%-30% saham ke publik," ujarnya, Jumat (26/9).
Aset dari perusahaan produsen alumunium composite panel ini di atas Rp 1 triliun. PT Ciptadana Securities bertindak sebagai penjamin emisi. Ferry Budiman Tanja, Presiden Direktur Ciptadana Securities pernah bilang, Impack menargetkan bisa mendulang dana segar hingga Rp 500 miliar dari hajatan IPO ini.
Impack merupakan perusahaan ke tiga yang menggelar mini expose di BEI. Sebelumnya, di awal minggu, ada anak usaha Grup Rajawali, PT Archi Indonesia. Perusahaan tambang emas ini berencana melepas 15% hingga 20% saham perdana.
Perseroan akan melakukan penawaran di Amerika Serikat dan memiliki ruang untuk mendulang fulus hingga US$ 300 juta. Sehari setelah Archi, anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Golden Plantation juga berharap mendapat pernyataan pendahuluan IPO dari BEI. Perusahaan perkebunan ini akan melepas sekitar 20%-30% saham ke masyarakat.
Asetnya mencapai Rp 1 triliun dengan ekuitas berkisar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Ketiga perusahaan ini menggunakan buku Juni 2014 sebagai dasar valuasi. Selain tiga perusahaan itu, BEI juga akan kedatangan empat tamu lainnya.
Mereka adalah Blue Bird Group, PT Soechi Lines Indonesia, PT Karisma Aksara Mediatama, dan PT Intan Baruprana Finance (IBF). Dengan demikian, ada tujuh tambahan perusahaan yang akan listing di papan pencatatan BEI.
Hingga kini, total pendatang baru BEI baru 18 perusahaaan. Jumlah ini termasuk relisting oleh PT Tunas Alfin Tbk (TALF). Adapun, BEI menargetkan, tahun ini bisa mendatangkan 30 emiten saham anyar. Jika tidak ada perubahan rencana dari tujuh perusahaan tambahan itu, maka total perusahaan yang masuk baru 25 perusahaan.
"Ya kalau sampai Oktober 2014 tidak ada lagi yang masuk, ya kemungkinan tidak tercapai (target)," kata Hoesen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News