Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah terpuruk kian dalam pada transaksi hari ini (13/12). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 13.14 wib, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 12.010 per dollar AS. Bahkan pada transaksi sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat berada di level 12.105 per dollar AS, posisi terlemah sejak Maret 2009 silam. Jika dihitung, sepanjang pekan ini, rupiah sudah melemah hampir 1%.
Sementara itu, nilai kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan menunjukkan posisi 12.145. Artinya, posisi rupiah di pasar NDF lebih lemah 1,1% dibanding nilai tukar rupiah di pasar spot.
Pelemahan rupiah sepekan terakhir masih dipengaruhi oleh taper tantrum, yakni reaksi pasar terhadap isu tapering yang akan dilakukan the Federal Reserve. Pasar memprediksi, bank sentral AS tersebut akan memangkas nilai stimulus mereka paling cepat pekan depan. Sentimen lainnya adalah kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya di level 7,5% kemarin.
"Pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti isu tapering the Fed, ditambah dengan peningkatan permintaan dollar menjelang akhir tahun. BI tidak akan menaikkan suku bunga untuk menyokong rupiah jika perlambatan ekonomi di bawah target mereka," urai Mika Martumpal, head of treasury research and strategy PT Bank CIMB Niaga di Jakarta kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News