kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tantangan serius bagi TINS pasca QE disetop


Kamis, 30 Oktober 2014 / 11:33 WIB
Tantangan serius bagi TINS pasca QE disetop
ILUSTRASI. 6 Tips Mengasuh Anak Tunggal yang Tepat dan Efektif.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mampu membukukan kenaikan laba bersih yang fantastis di kuartal III-2014. BUMN Timah ini mampu mendongkrak laba bersih dari Rp 4,22 miliar menjadi 142,23 miliar.

Kenaikannya mencapai lebih dari 33 kalilipat. Kenaikan laba bersih perseroan menyusul adanya peningkatan pendapatan bersih dari Rp 1,05 triliun menjadi Rp 1,61 triliun.

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS mengatakan, peraturan pemerintah yang mengharuskan perdagangan logam timah hanya bisa dilakukan di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI), turut mengerek kinerja perseroan.

Penjualan logam timah emiten pelat merah ini naik 2,87% dari 15.227 ton menjadi 15.664 ton. Produksi logam timah perseroan juga bertambah dari 16.088 ton menjadi 18.601 ton. Begitu pula produksi bijih timah yang melonjak 32,47% menjadi 22.870 ton.

TINS juga mampu menekan beban pokok penjualan. Porsi beban pokok penjualan perusahaan berkurang dari 87,06% terhadap pendapatan bersih kuartal III-2013 menjadi 74,53% per akhir September 2014.

"Efisiensi di segala bidang terus diupayakan, diantaranya pengurangan penggunaan BBM dan beralih ke gas yang lebih hemat biaya," ujar Agung dalam pernyataan resminya, Kamis (30/10).

Selain itu, perseroan juga mendapat berkah dari bunga sebesar Rp 6,3 miliar serta pendapatan lain-lain senilai Rp 10,12 miliar.

Tahun depan, perseroan optimistis bisa kembali memanfaatkan kebijakan mekanisme penjualan timah di BKDI. Terlebih, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membatasi produksi timah Indonesia menjadi sekitar 45.000 ton di 2015 mendatang.

Namun, kata Agung, potensi menguatnya dollar AS menyusul disetopnya quantitative easing (QE) oleh Amerika Serikat akan menjadi tantangan serius. Pasalnya, penguatan dollar AS akan memukul harga komoditas di pasaran.

Oleh karena itu, manajemen TINS akan berupaya tetap selektif dalam menjual produknya dalam rangka menjamin stabilitas harga.

"Perseroan tetap fokus pada profitabilitas dan persediaan logam timah akan dilepas sesuai kebutuhan," jelas Agung.

Informasi saja, TINS merupakan produsen timah terbesar ke dua di dunia setelah China. Sehingga, TINS mempunyai kemampuan untuk membentuk harga timah di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×