Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir bulan, kekuatan rupiah makin menipis. Jumat (24/8), nilai tukar rupiah di pasar spot kembali terseret hingga menyentuh Rp 14.649 per dollar Amerika Serikat (AS). Tanpa sokongan sentimen positif dari dalam negeri, pergerakan rupiah pekan depan diproyeksi bisa semakin tertekan mendekati level
Rp 14.700 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, saat ini pergerakan rupiah disetir oleh sentimen eksternal. "Data perekonomian domestik sudah minim sekali, sementara akhir pekan ini faktor dari AS cukup kencang yaitu rilis notulensi FOMC Agustus dan simposium pejabat bank sentral dunia Jackson Hole," ujar Reny, Jumat (24/8).
Memang, selain rupiah ada juga ringgit yang ikut tertekan hari ini. Namun, mata uang regional lainnya seperti dollar Singapura dan peso Filipina, serta mata uang utama seperti euro dan poundsterling cenderung menguat. "Pergerakan mata uang regional maupun utama cenderung mix. Tapi pelemahan dan penguatan hanya tipis, di bawah 0,5% pada masing-masing mata uang," ujar Reny. Tekanan di pasar domestik sendiri, menurutnya, lantaran pasar melakukan profit taking setelah rupiah sempat menguat sebelum libur Idul Adha lalu.
Pekan depan, Reny menilai rupiah masih rentan terhadap faktor eksternal. Apalagi, perang dagang antara AS dan China masih terus bergulir. Pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole nanti malam juga tengah dinanti pasar dan berpotensi mengangkat dollar naik lebih tinggi.
Senada, Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto juga memproyeksi pelemahan rupiah masih akan berlanjut hingga pekan depan. Prediksinya, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.600 - Rp 14.700 per dollar AS untuk pekan depan.
Adapun, Reny menilai rupiah masih memiliki resisten yang cukup kuat pada level Rp 14.680 per dollar AS di pekan mendatang. Meski masih berpotensi melemah, Reny memproyeksi rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 14.620 - Rp 14.680 selama pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News