kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tambang baru Indika Energy berproduksi di 2013


Rabu, 19 September 2012 / 07:06 WIB
Tambang baru Indika Energy berproduksi di 2013
ILUSTRASI. Madu dan bahan alami yang lain dapat Anda gunakan sebagai cara memutihkan kulit.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Indika Energy Tbk diperkirakan belum mengeruk produksi batubara dari konsesi yang baru saja diakuisisi, yaitu PT Multi Tambangjaya Utama (MTU), di tahun ini.

Pasalnya, emiten berkode saham INDY ini masih harus mengurus perizinan serta pembangunan infrastruktur terlebih dahulu. "Kemungkinan baru pada kuartal I 2013 mulai produksi," ujar M Arsjad Rasjid, Direktur Utama INDY, Selasa (18/9).

Manajemen INDY semula menargetkan tambang yang berlokasi di Kalimantan Tengah itu sudah bisa berproduksi pada kuartal IV 2012. Ketika itu, perseroan mengestimasi, dari tambang barunya ini INDY bisa mendapatkan tambahan produksi sekitar 300.000 ton. Pada tahun depan, Arsjad memperkirakan, MTU mampu menyumbangkan sekitar satu hingga dua juta ton produksi batubara bagi INDY.

INDY, melalui anak usahanya, Indika Indonesia Resources, mengakuisisi 85% saham Multi Tambang Jaya pada Mei 2012 lalu. MTU merupakan produsen batubara jenis bituminous thermal coal dan coking coal yang berbasis di Kalimantan Tengah. Perusahaan ini memiliki masa konsesi hingga tahun 2039 dengan luas areal pertambangan mencapai 24.970 ha.

Kendati MTU belum bisa berkontribusi pada tahun ini, Arsjad mengklaim target produksi INDY sepanjang tahun ini tidak akan terganggu. INDY menargetkan bisa memproduksi sekitar 36 juta ton batubara. Sebanyak 33 juta hingga 34 juta diperoleh Indika dari konsesi yang dipegang oleh anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung.

Sedangkan sisanya sekitar 2,3 juta ton disumbangkan oleh PT Santan Batubara. "Semua produksi tersebut sudah memiliki kontrak penjualan," kata Arsjad.

Hingga akhir September 2012, manajemen Indika menaksir penjualan batubara akan mencapai 27 juta ton. Namun, Arsjad masih enggan menyebutkan berapa harga jual rata-rata batubara yang dinikmati emiten itu.

Per 30 Juni 2012, INDY mencatatkan kenaikan pendapatan 55,68% year-on-year (yoy) menjadi US$ 326,06 juta. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 22,03% yoy menjadi US$ 79,65 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×