kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

INDY uber produksi batubara 36,6 juta ton


Kamis, 14 Juni 2012 / 21:51 WIB
INDY uber produksi batubara 36,6 juta ton
ILUSTRASI. Pejagan Pemalang Tol Road teken restrukturisasi kredit sindikasi Rp 4,55 triliun


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Kendati harga sahamnya tengah bertumbangan, emiten batubara tidak mengendorkan ekspansi. PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan anak usahanya, PT Tambangjaya Utama (MTU), bisa beroperasi di kuartal IV-2012.

INDY mengakuisisi kepemilikan MTU pada kuartal I lalu. Tambang yang dikelola MTU ditargetkan memproduksi batubara hingga 300.000 ton. "Produksi ditarget mulai tahun depan. Namun harapan kami, kuartal IV tahun ini sudah bisa mulai berproduksi," kata Arsjad Rasjid, Direktur Utama INDY, Kamis (14/6).

Dengan tambahan produksi dari tambang MTU, INDY menargetkan produksi batubaranya mencapai 36,6 juta ton selama tahun ini. Produksi sekitar 33 juta-34 juta ton diharapkan datang dari tambang yang dikelola anak usaha INDY, Kideco Jaya Agung. Lalu produksi sebesar 2,3 juta ton dari tambang anak usaha INDY, Santan Batubara.

Tahun depan, MTU diperkirakan bisa memproduksi batubara hightermal hingga tiga juta ton. Sedang produksi coaking coal diperkirakan mencapai 1 juta ton di 2014.

Selain MTU, awal tahun 2012 ini, INDY juga mengakuisisi PT Mitra Energi, yang memegang konsesi di lahan seluas 5.000 hektare, di Kalimantan Timur. "Kami fokus dulu menggarap MTU, baru Mitra Energi," kata Arsjad.

INDY menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 55,8 juta untuk Mitra Energy dalam dua tahun ke depan. Sedangkan dana yang disiapkan untuk MTU adalah US$ 130,6 juta.

Nilai capex itu di luar total belanja modal INDY di tahun ini, yang mencapai US$ 256 juta. Sebagian besar capex itu digunakan INDY untuk membeli alat berat untuk PT Petrosea Tbk dan PT Mitra Bahtera Segarasejati. "Hingga akhir kuartal I, realisasi capex senilai S$ 71,5 juta," ujar Whisnu Wardhana, Wakil Direktur Utama INDY.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) INDY, kemarin (14/6), menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2011, senilai Rp 312,61 miliar. Atau, setara Rp 60 per saham. "Adapun sisa laba bersih 2011 akan digunakan sebagai dana cadangan senilai Rp10 miliar," ujar Arsjad.

Selain menyetujui pembagian dividen, RUPST kemarin juga menyetujui pengunduran diri Chatib Basri dari jabatan Komisaris Independen. Chatib mundur setelah ditunjuk menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×